ELINAII20✔

187 14 14
                                    

Mintol lagi, harap komen kalau ada typo.

SIDER= JOMBLO ABADI✨💫

Happy reading💋

-o0o-

"MOMS MAU KEMANA?"

"MOMS KAPAN PULANGNYA?"

"MOMS JAM BERAPA PULANGNYA?"

"MOMS, TATA TINGGAL DI MANA KALAU MOMS PELGI?"

Elina mengeluh capek dengan teriakan Lili yang tidak ada hentinya bertanya-tanya dari kamar atas. Bayangkan coba, se-kecil Lili, tapi suaranya sangat nyaring. Elina heran astaga.

Elina dengan sabar membalasnya sambil mengaduk-ngaduk nasi goreng yang sedang Elina buat.

"PERGI SEKOLAH SAYANG, SEHABIS SEKOLAH MOMS KE EYANGMU DULU."

"NANTI MOMS PULANG MALAM. TUNGGU AJA."

"JAM 10 NANTI."

"SAMA GEBETAN KAMU AJA, GRATISS SAYANG."

Ucapan terakhir Elina, membuat Elina tertawa sendiri. Putrinya itu dengan tetangga memang dekat. Pernah Lili keluar, bukan kabur, karna Lili sudah tobat. Lili menulis rapi di selembar kertas yang tertuliskan 'Tata lagi main-main ya moms.' Dan Elina mengganguk mengerti. Bahkan mereka terlihat seperti adik kaka, padahal mereka berdua saling menyukai. Tapi mereka berdua tidak tau, menyukai dalam persahabatan atau menyukai layaknya sepasang kekasih. Mungkin nanti mereka dewasa baru mengerti.

Elina juga melihat Lili sangat pintar. Nyatanya tulisannya sangat rapi. Bukan itu saja, tapi Lili sudah lancar membaca. Hanya saja Lili susah ngomong R. Walaupun di lihat, seharusnya Lili itu memang tidak bisa ngomong karna masih kecil, tapi Elina tau. Putrinya tidak bisa ngomong inisial R.

Dan lucunya, nama gebetan Lili itu ada dua huruf R-nya. Jadi Lili kesusahan plus malu kalau suka manggil Randra.

Lili yang mendengar itu tersipu malu, dengan cepat menutup mukanya dengan selimut. Sementara Raiza hanya menggelengkan kepala pelan. Sudah terbiasa mah main teriak-teriakan. Apa lagi Lili si polos, dan Elina yang kadang jahil. Raiza jadi tau sifat asli sang boss. Raiza sudah lama jadi pengawal nona-nya-Lili, jadi apa-apa Reiza tau.

Setelah nasi goreng selesai di goreng, iyalah yakali di rebus, Elina menata rapi lalu menyimpan di atas meja. Elina melangkah menaiki tangga naik di kamar Lili. Elina pun masuk kekamar, melihat Lili sedang menggambar membelakangi Elina, entah apa itu Elina pun tidak tahu. Tempe aja kagak.

Elina dengan penasaran mengintip sedikit, mulut Elina terbuka berbentuk 'O'. Ternyata putrinya menggambar dirinya sendiri, dan bersama gebetannya. Randra.

Elina dengan jahil mencolek bahu sehingga membuat Lili berbalik. Lili dengan raut terkejut serta pipinya yang merah merona.

"Apa tuh?" Goda Elina menaik turunkan alisnya.

Lili mengambil gambarannya lalu menyembunyikan di belakang tubuhnya. Dengan polos Lili menjawab. "Menggambal."

"Menggambar apa hayo?"

"Iss moms! Enggak ada kok. Nasi golengnya udah jadi moms? Lili dah lapal." Ucap Lili cepat, sebelum moms-nya akan bertanya yang Lili malu untuk menjawab. Yee cinta monyet, batin Elina.

"Udah. Yuk."

Lili pun menerima gendongan yang di todongkan untuknya. Elina dan Lili pun turun ke meja makan. Yang sudah ada nasi goreng. Favorit Elina. Dan gara-gara pecinta nasgor, Lili pun ikut-ikutan menyukai nasgor. Apa lagi masakan Elina yang tidak main-main. Lili merasakan surga dunia gitu loh. Iyalah kan enak.

Elina pun menyuap Lili dan diri sendiri.

Setelah semua selesai termasuk Elina bersiap untuk ke rumah Bunda, Elina juga sudah membawa Lili di rumah sebelah, tetangga. Elina akan datang jam 10, jadi mama Randra menggangguk mengiyakan. Toh mama Randra juga tidak mempermasalahkan. Jadi oke-oke aja.

Kemacetan membuat pengendara jalanan bosan akan kemacetan tersebut. Dan itu termasuk Elina. Elina malas sekali jika macet menyerang, karna Elina tidak suka membuang waktu yang tidak berguna sama sekali. Elina melamun, masih saja melamunkan kejadian kemarin di mana Elina di tembak oleh Dreynan, Elina tidak sadar bahwa rambu lalu lintas sudah berganti lampu hijau yang tadinya lampu merah, suara klekson berbunyi dari belakang membuat Elina kaget.

Elina merengut tak suka. Elina pun kembali melajukkan mobil yang Elina sedang kendarai. Mobil di belakang Eina pun juga menancapkan gas.

Elina memakirkan mobilnya di garasi setelah melewati gerbang yang tertutup tadi oleh satpam. Elina mematikan mesin mobil lalu melangkah santai masuk kedalam mansion keluarganya. Bukan keluarga besar ye.

"IKAN HIU MAKAN TOMAT." Seru Aldi.

"CAKEP."

"THANKS GUE EMANG CAKEP." Sorak Aldi senang.

Aldo yang berada di samping Aldi menggeplak kepalanya dengan kuat. Aldi yang tak mau kalah menggeplak juga kepala Aldo. Firman Smith--kepala keluarga, Naina Smith--ibu rumah tangga, dan Billa ikut tertawa melaihat kelakuan mereka berdua.

Elina yang masuk langsung di suguhi pemandangan itu hanya tertawa kecil. Tapi sekejap saat matanya beralih kepada orang tuanya dan seseorang yang tak lain dan bukan ialah Billa, yang tertawa bersama. Ekspresi Elina datar, tatapannya sulit di artikan. Menatap Billa dengan tatapan tajam.

"ASTAGA! LO UDAH PULANG ELINA?" Tanya Aldi saat menyadari kehadiran Elina yang berada di ambang pintu.

"Elina? Lo?"

Di suguhi pemandangan yang membuatnya merasa sesak, dan pertanyaan yang keluar dari mulut sang kakak.

Elina tersenyum kecut, miris sekali mendengar pertanyaan Aldi. Ini bukan keluarganya. Apa keluarganya berubah?



Yahh kegantung deh. Author sih suka yang gantung-gantung gitu. Eh ambigu astga. Pkknya cerita ini sesuai kemauanku, dan cerita ini agak berbeda dengan yang lain. Kan bukan plagiat.

Nantikan teka-tekinya, pasti terkejut!

VOTE+KOMEN+SPAM NEXT.

Fllw Ig author:
@dhyynn_ard

ELINA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang