Mintol dong. Klau ada typo komen ya temen-temen.
Happy reading💋
-o0o-
"Alina."
Kening Elina berkerut, membuat Elina membalikkan badan. Lagi lagi Elina di buat bingung dengan sosok yang di hadapannya yang tak lain dan bukan ialah Dreynan.
Alina? Siapa itu? Mengapa Dreynan memanggilnya dengan sebutan Alina? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi isi pikiran Elina yang kini alisnya terangkat satu.
Dreynan pun menghampiri Elina. "Alina?" Ulang Dreynan.
Entah mengapa dan kenapa, pertanyaan itu selalu meluncur tanpa Dreynan kendali. Dreynan kira ia memanggil Elina dengan sebutan Alina, Elina akan menjawab. Nyatanya tidak. Jangan jangan--
"Gue?" Tanya Elina menunjuk dirinya sendiri. Dreynan menggangguk dengan pandangan kosong kedepan sambil menyorot Elina dengan teduh.
"Elina. Bukan Alina."
Apa benar? Monolog Dreynan menatap Elina dengan lekat.
"Oh." Singkat Dreynan.
"Lo jadi pacar gue." Kata Dreynan tanpa ia sadari. Mendengar itu, membuat mata Elina membelalak namun dengan cepat Elina mengubah ekspersi datar.
"Gak ada penolakan." Lanjut Dreynan saat melihat Elina akan membantah dan berlalu pergi meninggalkan Elina yang masih mematung tak percaya.
Saat akan mengejar Dreynan, suara telpon membuat Elina mendengus dan mengangkatnya.
"Non Lili udah bangun dan mencari anda Nona Angle."
"Segera."
Elina pun pulang tak jadi membeli kue brownis sekaligus tak jadi mengejar Dreynan yang kini sudah hilang di pandangannya.
Dreynan menggeram marah di balik pohon tempat Dreynan bersembunyi saat Elina akan menelponnya.
"Sungguh, gue gak ada niat macarin dia!" Desis Dreynan frustasi.
Dreynan sungguh menyesal. Hatinya berkata lain, tapi yang keluar dari mulut lain juga. Dreynan rasanya ingin gila. Dreynan menghela nafas kasar. Asal kalian tau satu hal, Dreynan berbicara spontan dan Dreynan menganggap kejadian tadi hanya kejadian semata, yang tak pernah terjadi. Dreynan akan mengingat terus.
Sementara Elina pulang dengan senyuman tipis di wajahnya. Sebenarnya Elina sangat senang. Senang bisa memiliki orang yang selama ini Elina cintai. Kaget bukan? Seorang Elina yang baru mengenal Dreynan sudah mencintai sosok itu. Ya sama juga dengan Elina. Elina tidak menyangka. Tapi itu lah kenyataannya. Tapi Elina juga masih merasa aneh plus bingung.
Mengapa tadi Dreynan memanggilnya Alina? Dan kenapa Dreynan menembaknya? Benarkan Dreynan menembaknya?
Elina terrlanjur senang! Jadi Elina hanya membiarkan lagi pula Elina cinta Dreynan. Entah pelet apa yang Dreynan pakai.
"Moms! Tata cali-cali kok gak ada? Tata juga bangun dari tidul moms gak ada? Moms tinggalin Tata ya? Moms jahat deh." Cerosos Lili melihat kedatangan Elina di kamarnya. Langsung saja Lili menyerbunya dengan pertanyaan-pertanyaa.
Elina menarik senyuman simpul. Duduk di tepi ranjang mengelus rambut Lili dengan lembut.
"Moms lagi--"
Elina menghentikan ucapannya nengingat kejadian tadi. Pipi Elina memerah. Aiss kok Elina jadi alay ya?
"Lagi apa moms? Kok pipi moms melah-melah gitu? Sepelti kepiting lebus."
Perkataan Lili membuat Elina salah tingkah.
"M-moms gapapa. Moms tadi lagi nyuci mobil di luar sayang. Tata maafin moms ya?"
"Yaudah deh, Tata maafin moms."
"Moms?"
"Iya sayang, hmm?"
"Tata lapal."
"Bentar ya moms ambilin Tata makanan dulu."
Elina pun turun mengambil makanan, sebelum itu Elina memanasi makanan yang sudah dingin tadi. Selepas semuanya, Elina naik lagi ke kamar Lili dengan membawa makanan. Acara suap-menyuap terjadi. Elina menyuap Lili, dan Lili juga menyuap Elina. Tawa juga terdengar di kamar, saling menjahili satu sama lain. Mengobrol layaknya mama dan anak.
Dan berlanjut sampai malam. Hingga Elina memutuskan untuk tidur. Karna Elina akan pulang dulu di rumah keluarganya. Elina pun mengajak Lili tidur karna Lili merengek ingin tidur bersama-sama saja. Agar Elina tak meninggalkannnya saat tidur. Elina hanya menggeleng pelan melihat tingkah putri kesayangannya.
PART PENDEK:V
VOTE+KOMEN+SPAM NEXT!!
Fllw Ig author:
@dhyynn_ardSEE YOU NEXT PART GES.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELINA [TAHAP REVISI]
Mystery / ThrillerLANJUTANNYA DI AKUN @TryLazherraina (cek di profil aku) ✔ [Sudah di Revisi!] Begitu banyak teka-teki di kehidupannya, membuatnya lelah akan mempecahkan semuanya. Tapi, karna teka-teki itu, membuat ia menangis akan takdirnya. Elina Amelia, sosok gadi...