Mau part khusus Elina dan Lili mau gak?
Happy reading💋
***
"HUAAAAAA! HIKS,"Teriakan isak tangis membuat sosok kecil laki-laki kalang kabut. Dengan cepat Randra bangun lalu memeluk Lili yang menangis tersedu-sedu. Lili merasakan dekapan hangat berada di pelukan Randra. Tangis Lili berhenti, tapi masih sedikit mengeluarkan air mata.
Lili mengendus-ngendus di ketiak Randra, Randra hanya diam saat Lili akan mengelap ingus-nya di bajunya. Randra tidak merasa jijik atau ilfeel sama sekali. Karna itu, kebiasan Lili sehabis menangis. Hanya padanya. Ingat! Hanya pada Randra saja.
"Land--iss! Lili enggak mau nyebut nama kamu, susah ah."
Randra hanya terkekeh geli mendengar Lili sangat susah memanggil namanya. Bahkan sekalipun Lili tidak pernah. Kalau pun Lili memanggilnya, pasti Randra akan tertawa terbahak-bahak, dan itu yang membuat Lili malu.
"Emannya kenapa Tata nangis hmm?" Tanya Randra lembut.
Randra sudah terbiasa juga memanggil Lili dengan sebutan 'Tata' sama seperti Elina. Hanya orang terdekat, sangat dekat saja yang bisa memanggil Lili dengan nama panggilan itu. Karna Lili, istimewa plus spesial.
"Moms Tata mana ya?"
Randra mengangkat tubuh Lili di atas pangkuannya. Menyenderkan kepala Lili di bahunya.
"Tata tidur aja, nanti kalau moms udah datang, aku bangunin ya?"
"Benelan?"
"Iyaa sayang."
Blush! Pipi Lili jadi merah merona. Seperti kepiting rebus, mendengar kata 'sayang' dari mulut Randra. Lili menyembunyikan wajahnya di dada Randra, salah tingkah. Randra hanya tersenyum tipis. Lalu mengelus rambut surai Lili. Perlahan mata Lili terpejam, terlalu nyaman dengan elusan yang Randra berikan.
Randra menghentikan gerakan tangannya saat Lili sudah terlelap. Randra menatap lamat-lamat wajah Lili yang imut nan menggemaskan.
Randra dengan pelan membaringkan Lili yang menggeliat akibat tubuhnya yang di ubah oleh Randra. Agar tubuh Lili tidak merasakan sakit karna salah tidur. Randra pun ikut membaringkan tubuhnya. Maju sedikit lalu mendekap erat Lili.
"Yang nyenyak tidurnya baby." Bisik Randra lalu mulai memejamkan mata ikut tidur.
Elina mengetuk pintu berwarna cream. Tak lama sosok perempuan paru baya keluar. Elina tersenyum simpul.
"Lili mana Mbak? Udah tidur apa gimana?"
"Masuk dulu atuh neng."
Elina hanya menyengir. Elina pun masuk duduk. Echa--mama Randra pun ikut duduk juga di hadapan Elina.
"Lili toh udah tidur. Dia nungguin neng tapi lama ketanya. Dia sempet nangis karna cari eneng, tapi karna ada Randra, jadi ya gitu lah. Mereka tidur sama-sama." Jelas Echa tersenyum.
"Ouhh gitu toh Mbak. Yaudah besok aja Elina datang ambil Lili. Eh! Mbak boleh gak nanti besok Elina gak bawa pulang Lili dulu? Elina kan mau sekoalah, kecuali nanti Elina pula--"
"Iya bisa kok. Kayak apa aja si neng. Lusa ampe setahun kedepan juga gapapa. Mbak udah anggap Lili seperti anak sendiri." Potong Echa terkekeh pelan. Elina ikut terkekeh juga.
Elina pun berdiri, "Yaudah Mbak, Elina pulang dulu ya. Udah jam 10 nih, entar Elina kesiangan." Ucap Elina menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
Echa pun menggangguk. Elina menyalim punggung tangan Echa lalu keluar di ikuti Echa dari belakang.
Elina menyalakan mesin mobil lalu pergi di mansion yang dari rumah Echa hanya beberapa meter saja. Kan Echa dan Elina tetangga-an.
Sesampainya di mansion, Elina mematikan mesin mobilnya lalu mengunci. Elina pun menyalakan saklar lampu dan mata Elina membelalak melihat seseorang yang sedang duduk santai dengan makanan yang terhambur berserakan di lantai.
Elina hanya mampu mengelus dada sabar. Elina mengdengus sebal lalu menjatuhkan bokongnya di sofa juga.
"Udah lama bang?"
AMNJICKK ITU ABANG SIAPA?
TUNGGU PART SELANJUTNYA DAN SETERUSNYA! NANTIKAN KEJUTANNYA!
VOTE+KOMEN!
Fllw Ig author:
@dhyynn_ard
KAMU SEDANG MEMBACA
ELINA [TAHAP REVISI]
غموض / إثارةLANJUTANNYA DI AKUN @TryLazherraina (cek di profil aku) ✔ [Sudah di Revisi!] Begitu banyak teka-teki di kehidupannya, membuatnya lelah akan mempecahkan semuanya. Tapi, karna teka-teki itu, membuat ia menangis akan takdirnya. Elina Amelia, sosok gadi...