ELINAII14

206 13 0
                                    

Kita langsung sj ya-_-

Happy reading💋

***

Menghela nafas kasar, dengan tangan yang menyeka bulir-bulir di pelipis. Mengeluh capek, karena mencari sosok yang Elina sayang itu sungguh membuat Elina menggeram marah. sekaligus kecewa pada diri sendiri. Karna tak bisa menjaga putri kesayangannya. Elina kecolongan, bagaimana jika Tata--nya di culik? Atau di bunuh? Pikiran negatif memenuhi benak Elina.

Elina dengan gerakan cepat berlari keluar dari perkarangan mansion yang luas itu. Elina hanya melirik sekilas melihat mobil, mau menggunakan, tapi saat ini Elina tak bisa berpikir jernih. Mata tajam Elina mengedarkan di setiap pergerakan mata lincahnya.

Langkah kakinya yang sedikit cepat, hampir saja membuat Elina tersandung. Tak lama, mata Elina menangkap sosok yang sedang Elina cari. Sosok yang tak lain ialah Lili.

Lili yang kini sedang berjalan dengan riang, raut wajahnya yang berbinar. Senyuman tak luput dari penglihatan Elina. Elina dengan terburu-buru menghampiri Lili. Lili ingin berteriak kencang saat kupingnya di jewer, namun Lili tahan. Raut wajah momsnya seperti monster, menyeramkan. Lili jadi takut sendiri. Aiss mana Lili merinding lagi.

"Tata! Dari mana kamu hah? Kenapa kabur? Bikin moms pusing aja. Moms panik tau. Jangan ngulang! Awas aja!!" Tanpa sadar Elina membentak.

"I-iya moms, maaf." Balas Lili terbata-bata sekaligus takut.

Elina menghela nafas kasar. Sungguh ia tak berniat membentak putrinya. Elina terlalu takut jika putrinya kenapa-kenapa. Apa lagi musuhnya melihat ia dan Tata--nya akan bahaya nantinya. Elina langsung menggendong Lili dengan perasaan bercampuk aduk.

Lili hanya diam di gendongan sang moms, Lili takut berbicara, takut salah. Apakah moms--nya marah kepadanya? Itulah yang pertanyaan yang mengisi pikiran Lili.

Ah Lili jadi menyesal kabur dari rumah. Eh lumayan sih dapat kue brownis, yang Elina tak menyadari. Tanpa sadar Lili tersenyum, yang jadi senyuman miring.

Elina menurunkan Lili dari gemdongannya. Menyilangkan kakinya di atas sofa yang gimana gituu. Menatap tajam sang putri. Lili yang di tatap begitu menunduk, dengan tangan yang sesekali menggaruk kakinya. Kebiasaan jika Lili takut atau bingung.

"Jelasin." Pinta Elina dingin.

"An-anu moms, Tata kabur terus keluar dari rumah. Pas Tata mau pulang kembali, Tata jadi ingin makan kue yang di pegang oleh om-om. Tata buru deh, tapi Tata di kasih kok! Ini diaaa." Ucapnya sambil mengangkat tinggi-tinggi kue brownis yang Elina tak tau, dan tak menyadari.

Elina menghirup udara dalam-dalam, lalu membuangnya dengan pelan-pelan. Elina menepuk pahanya, Lili yang paham naik di pangkuan sang moms. Kehangatan langsung menyerbu Lili saat Elina mengelus rambutnya dengan kasih sayang.

"Lain kali jangan keluar sendiri. Di luar tuh banyak orang jahat. Jangan ambil sembarangan, jangan minta sembarangan. Tidak boleh sama sekali. Kalau ka Tata mau apa-apa, ngomong aja sama moms ya?"

"Iya moms. Tata minta maaf. Nggak ulangi lagi deh."

"Baik. Mama pegang kata-kata kamu. Gih kamu pergi tidur, besok udah mulai sekolah. Atau mau tidur sama moms aja?"

"Nggak usah moms, Tata bobo sendiri aja. Good night momsnya Tata."

"Too sayang."

Selepas Tata pergi ke kamarnya sendiri, Elina mengeluarkan iphone-nya lalu menelpon salah satu anggota Elina.

"Daftarkan sekolah atas nama Isyalili Thalita Amelia. Jangan main-main mengeluarkan suara jika anda mengerti. Satu lagi, persiapkan seragam untuk Lili."

"Siap Angle!"


Elina mematikan sambungan, dan berdiri masuk di dalam kamarnya sendiri. Mungkin Elina tak akan tidur sampai pagi kembali.

Oh iya, perihal kamar, Elina sudah membuatkan kamar khusus Lili. Pink. Iya kamar Lili serba pink. Entah mengapa Lili mau berwarna pink. Elina tak mempersalahkan. Iya-iyain aja kan. Yang penting Lili senang.


Maap segini aja ya, aku lagi gak ada waktu luang.

Nanti aku usahain up.

ELINA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang