Aku keluar rumah Rose dengan tergesah-gesah, dengan baju barlumuran darah, sungguh penampilan yang mirip zombie dan ini sangat menjijikkan. Untung saja kunci pintu rumah Rose tergantung di sebelah pintu, kalau tidak mungkin aku tidak akan bisa keluar rumah hingga matahari terbit.
Aku agak tersentak saat di depan rumah Rose ternyata sudah berdiri Madam Motre disana.
"Madam?"
"Lea, kamu bisa langsung pergi dengan portal ini. Jalani hidup dengan orang yang kamu cintai," ujar Madam, "ah iya, tampaknya kamu melupakan sesuatu, kamu ingat?"
"Sesuatu? Engga ada deh Madam," jawabku seadanya.
"Markus dan Arabella."
Sontak aku terkejut, ini bagaimana Madam bisa mengenal mereka? Astaga, bagaimana bisa juga aku melupakan mereka. Bahkan mereka tidak terlihat beberapa hari ini.
"Ma-Madam tau mereka?" Tanyaku lagi.
Madam Motre lantas mengangguk, "sayangnya di saat kamu bersama Jeffrey nanti, kamu sudah tidak bisa melihat mereka lagi."
"Astaga, jadi aku bisa hidup normal Madam?" Madam Motre sekali lagi mengangguk, membuat aku sangat gembira tentunya.
"Yaampun akhirnya," ujarku lega.
"Masuklah Lea, semoga kamu bahagia." Madam tersenyum, menunjuk ke arah sebuah portal disebelah kiri. Memberiku isyarat pula untuk segera masuk. Aku mengerti, dengan cepat aku langsung saja masuk ke dalam portal itu.
Tubuhku juga rasanya seperti di tarik begitu cepat dan dalam. Entah bagaimana, sekarang aku hanya bisa pasrah dan hanya bisa memejamkan kedua mata.
---oOo---
"AAAAA!!!"
Mataku terbuka lebar saat aku merasakan jatuh di dalam mimpi, sumpah rasanya tidak enak sekali. Jantungku sekarang juga berdetak kencang, dengan nafas yang sedikit terengah-engah.
Mataku menelusuri setiap sudut ruangan ini, tampak asing, tapi aku merasa nyaman disini, maksudnya ya seperti berada di rumah sendiri.
Drrttt! drrtt!
Sekarang fokusku beralih ke layar ponsel yang menapilkan panggilan dari seseorang.
Jeff♡
Begitu tulisannya, mataku sontak kembali membulat, ini sejak kapan aku mendapatkan nomor telpon kak Jeffrey?!
Oh, ya Tuhan. Mungkin aku sudah ada di masa depan? Atau masa apa lah itu aku juga tidak begitu paham.
Dengan tangan yang sedikit bergetar aku menganggkat telpon kak Jeffrey itu, "h-hallo?" Awalnya tidak ada jawaban dari kak Jeffrey.
"H-ha—"
"Astaga By! Kamu kemana aja sih? Kok aku telpon malah lama ngangkatnya? Kamu baru udah mandi ya? Atau baru bangun?"
"Ak-aku baru bangun," balasku.
"Astaga, buruan sayang. Kamu ih gimana, hari ini kan kita fitting baju, kamu mah lupa masa?" Aku terdiam, sebenarnya aku hanya belum terbiasa saja mendengar kak Jeffrey banyak bicara seperti ini, aku juga jadi bingung menjawab perkataanya.
"By, hallo?"
"Iya-iya aku siap-siap dulu."
"Oke, inget jangan cantik-cantik ya! Aku ga mau nanti ada cowok yang matanya jelalatan ke kamu, kan cantiknya kamu cuma buat aku," ujar kak Jeffrey diiringi dengan kekehan pelan. "Eh udah dulu ya, aku tutup, i love you."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE
Mystery / Thriller❝mati atau sengsara.❞ Sungguh, jikalau dapat mengulang waktu, Allea tidak ingin mengambil resiko besar dalam hidupnya. Tepatnya saat ia dibutakan oleh tawaran mematikan karena rasa cinta berlebihan kepada kakak tingkatnya, Jeffrey Christiano. Dia ba...