03. Kak Jeffrey

387 137 118
                                    

Setelah pulang dari rumah madam Motre, aku merebahkan diri diatas ranjang. Sebelum pergi dia sempat memberiku kalung dengan liontin berbentuk seperti kunci, dia hanya menyuruhku untuk menyimpan kalung itu baik-baik.

Kalungnya sudah aman disaku rok sekolahku, aku takut jika Arabella dan Markus melihatnya. Bisa-bisa rencanaku gagal.

"Kamu baru pulang? Jam segini?" Markus bertanya saat ia muncul secara tiba-tiba disamping aku berbaring. Aku yang lelah hanya mengangguk singkat.

"Kemana saja?" Tanya Arabella sekarang, Arabella menembus dari tembok samping kamarku.

"Aku capek, nanti aja kalau mau ngeinterogasi."

Hari ini adalah hari yang paling menakjubkan bagiku. Aku bertemu hantu sekolah dan juga madam Motre yang akan memberiku takdir yang bahagia. Aku tersenyum, membayangkannya saja aku sangat senang.

"Ada sesuatu yang terjadi hari ini?" Tanya Arabella.

"Nope,"

"Kenapa senyum-senyum terus?"

"Kenapa? Emang engga boleh?" Tanyaku agak sewot. Markus lantas menatapku intens.

"Kebohongan Allea." Detak jantungku rasanya berdetak lebih cepat, melihat mereka menginterogasi seperti ini membuat aku jadi cemas.

"Kebohongan apa? Udah deh kalian, curigaan mulu dari kemarin." ujarku lalu beranjak dan berjalan ke arah pintu kamar mandi.

"Allea, kami peduli sama kamu,"

---oOo---

Hari ini aku ada piket jadi harus berangkat lebih awal, langit bahkan masih lumayan gelap, saat aku lihat pukul berapa sekarang di arloji milikku tenyata masih pukul enam pagi.

Hantu-hantu disini bahkan masih asik berkeliaran, saat sampai dikelas pun kelas masih kosong. Dengan segera aku mengambil sapu yang ada dilemari.

Siswa-siswi disini baru berhamburan datang saat jam menunjukkan pukul enam lebih, aku jelas sudah selesai piket kelas. Karena sekolahku masuk kurang lebih satu jam lagi, jadilah sebelum bel berbunyi aku pergi ke perpustakaan sekolah.

Aku mengambil buku random, apa saja yang penting aku membaca pagi ini. By the way, kalung pemberian madam Motre ini aku pakai, sekarang sesekali akan aku pegang liontin kalung itu.

"Allea?"

Aku mendongak saat bias suara yang teramat aku kenal menyebut namaku. Demi Tuhan aku sangat terkejut dengan apa yang baru saja aku lihat, dia berdiri didepan meja tempat aku duduk.

"Eh, bener Allea kan namanya?" Kak Jeffrey sekarang duduk disebelahku, aku masih diam, karena ini sungguh membuat lidahku kelu.

"Hei? You daydream?" Tangan kak Jeffrey melambai pelan didepan wajahku, aku tersentak dan gelagapan.

"Eugg, itu– emm, iya kak. Aku Allea," ujarku canggung.

Kak Jeffrey hanya mengangguk, lalu melirik ke arah buku yang ku baca. "Lo mau gombalin siapa sampe baca buku kaya gini?" Kak Jeffrey senyum kearahku, sekarang aku bisa melihat dimple miliknya dengan jarak sedekat ini.


Dimple kak Jeffrey kenapa memikat?! aku ingin memakannya!


LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang