15. Flash

235 32 67
                                    

[Some time ago]

Gadis itu melangkahkan kakinya kearah kelas XII IPA 1 dengan tergesah-gesah, berharap seluruh penghuni kelas belum ada di sana. Dia meminta izin kepada guru untuk pergi ke toilet, namun nyatanya gadis itu malah menuju kelas Kakak tingkatnya.

Syukurlah, kelas itu masih sepi, karena masih ada pembelajaran olahraga di lapangan indoor. Ah, tentu sepi tanpa manusia, kalau bicara tentang kebisingan yang di ciptakan makhluk tak kasat mata, tentu ruangan ini ramai.

Allea dengan perlahan berjalan ke arah tempat duduk Jeffrey, meletakkan dua cadbury di atas meja itu, tak lupa dengan secarik kertas yang telah ia tulis sebagus mungkin.

'coklat yang manis untuk Kak Jeffrey yang manis, semoga suka ya! Semangat terus Kak!'

Karena kehabisan kata-kata, Allea hanya bisa menuliskan itu. Biasanya dia akan menulis dua lembar penuh tulisan untuk Jeffrey. Allea rasa Jeffrey tak punya waktu untuk membaca surat yang ia berikan jika itu terlalu panjang, karena laki-laki itu sedang berlatih untuk lomba basket yang diadakan minggu depan.

Allea tersenyum, membayangkan wajah tampan Jeffrey membaca itu dan memakan cokelat pemberiannya. Dua hari yang lalu saat Allea memberikan Jeffrey cokelat memang laki-laki itu tidak memakannya, Jeffrey memberi cokelat pemberian Allea ke teman-temannya. Allea hanya melihat kalau Jeffrey membaca suratnya.

Allea harap, kali ini cokelat pemberiannya di makan Jeffrey, agar hatinya senang.

Suara bel pergantian jam ternyata baru saja berbunyi, Allea segera keluar kelas lalu berpura-pura sedang berdiri tak jauh dari kelas Jeffrey, setidaknya dia bisa melihat bagaimana reaksi laki-laki itu.

Tak lama kemudian murid-murid berhamburan, Allea melihat Jeffrey masuk ke kelas, melihat Jeffrey yang mengerutkan dahi sambil memegang cokelat itu. Jeffrey membaca suratnya, lalu berjalan ke luar kelas. Allea dengan jelas melihat kalau Jeffrey membuka cokelat pemberiannya.

Baru saja Allea mengembangkan senyumannya, seketika senyuman itu pudar. Jeffrey malah membuang cokelat itu ke kotak sampah di depan kelas, bersamaan dengan kertas yang ia tulis. Mata Allea perih, dan air mata tiba-tiba saja memaksa keluar dari pelupuk matanya.

Akhirnya Allea mengalami peningkatan, karena biasanya cokelat itu akan di berikan Jeffrey ke teman-temannya, tapi sekarang malah di buang ke kotak sampah.

Allea yang malang, dia hanya bisa menangis sekarang. Walaupun sebenarnya itu semua tak apa untuknya. Tapi lagi, dia harusnya tahu diri, tak seharusnya dia memberikan itu pada Jeffrey dan selalu berharap lebih.

"Dih nangis njir." Suara yang sangat tak di harapkan Allea tiba-tiba saja terdengar, di sana ada Rose, Mira dan Jennie.

Allea hanya menghela nafas pelan, menghapus jejak air mata yang ada di pipi. Berusaha mengabaikan ketiga orang ini, percuma jika melakukan perlawanan, Allea tau dia akan kalah.

"Ini terakhir kalinya gue liat lo ngasih gituan ke pacar gue ya! Lo gada kapoknya sama gue, gue bikin mati, baru tau rasa lo!" Allea menunduk, tak ada niatan untuk membalas ucapan Rose yang menyakitkan hatinya.

"Inget Lea, lo engga pantes buat Jeffrey!" Seru Jennie. "Ups, ini biar lo engga mengharap lebih aja sih, kasihan gue liat lo." Lalu gelak tawa murid-murid yang melewati koridor terdengar. Ya, terdengar menyakitkan.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang