05

1.9K 396 54
                                    

Selamat Membaca


Safira perlahan membuka matanya, walau kepalanya masih nyut-nyutan tapi ia memaksa membuka matanya.

Oh di UKS ternyata, Safira melihat sekeliling nya, entah kemana Kaina pergi tapi kenapa yang ada disamping Safira malah Arsen?


Arsen tidak sadar kalau Safira sudah bangun, karena terlalu fokus memainkan hpnya.


"Haus..." Hampir saja Arsen terjatuh dari kursinya akibat terkejut mendengar suara Safira.


"Ya ampun kak ngagetin, gimana keadaan kakak? Masih pusing? Atau ada yang sakit?" Tanya Arsen beruntun sembari memberikan air minum ke Safira.

Sebelum menjawab pertanyaan Arsen, Safira meminum air yang diberikan Arsen terlebih dahulu.


"Selama 17 tahun hidup, pertama kalinya gue ngerasain pingsan baru hari ini, kepala gue pusing" Arsen menyentuh kening Safira, setelah dirasa sedikit hangat ia jauhkan tangannya dari kening Safira.

"Badan kakak enggak panas, kayaknya emang kekurangan darah, ini katanya obat penambah darah, gue enggak ngerti tapi yang gue tau kakak bisanya minum obat cair makanya gue belikan obat penambah darahnya yang cair" Safira sedikit shock begitu melihat obat penambah darah yang dipegang Arsen.


Yang bikin Safira shock itu effort Arsen, padahal Safira cuma sekali cerita ke Arsen kalau dia enggak bisa minum obat selain obat cair, dan sekarang Arsen belikan dia obat cair itu bikin Safira tersentuh.

Safira akui Arsen cowok luar biasa.


"Arsen lo keren bisa inget semua hal hal tentang gue sedetail mungkin"


"Oh iya dong jangan raguin besarnya rasa suka Arsen ke kakak"


"Yee mending bukain ni botol obat, gue kagak ada tenaga buat buka"


Dari pintu Jauzan hanya menatap Safira dan botol obat yang ia pegang secara bergantian.


Jauzan terlambat, padahal dia juga ingat tentang Safira yang hanya bisa meminum obat cair, tapi sepertinya bukan Jauzan lagi yang akan memberikan obat ke Safira.


"Kali ini gue keduluan ya?"




---o0o---





Pulang sekolah dengan kegiatan biasa, Safira rebahan diatas kasurnya sembari memainkan hpnya.


"Saf"


"Aduh! Ngagetin anjing" hp Safira terjatuh diatas wajahnya, karena terkejut mendengar suara Jauzan.


"Dih lagi sakit juga masih bisa aja mengumpat" cibir Jauzan.


"Apaan tuh diplastik" tanya Safira begitu melihat plastik yang dibawa Jauzan diletakkan diatas meja belajar Safira.


"Roti bakar, lo suka kan tuh rasa Greentea" Safira langsung beranjak dari kasurnya begitu mendengar kata greentea.


"Jan kok ada obat penambah darah?"


"Oh itu lo tadi pingsan pasti perlu obat penambah darah yang cair, obat dari sekolah yang tablet kan enggak pernah lo makan" jawab Jauzan.


"Big thanks Jan gue jadi gak perlu beli obat penambah darah, jadi ada stok nih" Jauzan hanya mengangguk dan tersenyum.


"Soal tadi pagi gue minta maaf, gue beneran lupa kalo udah ngajak lo Saf"


"Sans aja kali, lagian ada Arsen juga yang udah ngasih tebengan, no problem" sahut Safira dengan santai, ya walau hatinya rada kretek kretek alias patah hati karena Jauzan ngelupain dia cuma karena Keysa.


"Sans aja tapi kenapa chat gue enggak dibales?" Mampus, Safira mau menghilang aja rasanya, dia padahal mau menghindar dari Jauzan tapi dikasih sogokan kok langsung lupa gitu.


"Itu gue udah bales dalem hati, lupa keketik" entah Jauzan mau ngomong apa lagi, tidak habis pikir dengan jawaban yang dilontarkan Safira.


"Btw jangan kebanyakan makan tu roti, entar diabetes soalnya rotinya manis dikasih toping plus muka lo juga manis".


BYE, SAFIRA LEMAH SOALNYA LANGSUNG SALTING MELTING KRITING DENGER UCAPAN JAUZAN.










-TBC-

FriendZone (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang