01

2.7K 395 39
                                    

Selamat Membaca

"Thanks ya Jan tebengannya"  Jauzan hanya mengangguk sebagai balasan.


Omong-omong Safira dan Jauzan itu tetangga, jadi Safira sering nebeng Jauzan.


Baru saja Safira memasuki rumah, sudah terdengar suara canda tawa.


Padahal saat Safira menelepon untuk meminta jemput tidak ada yang menjawab.


"Loh sudah pulang? kok enggak nelpon?" tanya papahnya.


"Dari tadi Fira telpon mamah, papah bahkan kakak juga enggak ada yang jawab jadi ya Fira nebeng Ujan" jawab Fira.


"Lain kali jangan nebeng Jauzan terus, telpon orang rumah sampai diangkat, kalau gak ada yang angkat pesen gojek, gak enak nebeng Jauzan terus mana uang bensinnya gak kamu ganti"


"Papah selalu aja gini bisanya nyuruh tapi gak pernah ada usaha-"


"Papah ini sibuk kerja kamu seharusnya ngerti kondisi papah" papahnya Safira langsung memotong pembicaraan Safira.


"Ah sibuk kerja? dari dulu kakak selalu diantar jemput sama papah bahkan adik juga, sedangkan aku kapan? aku mau izin pulang karena sakit aja susah karena dirumah enggak ada yang peduli, coba aja kakak yang minta izin pasti papah selalu ada sedangkan aku enggak, aku ini juga anak papah!" Safira langsung pergi kekamarnya dan mengunci pintu kamarnya setelah mengeluarkan semua yang sudah dia pendam.


"Safira diajarin siapa kamu berani ngelawan orang tua! Safira buka pintunya!" 


"Pah sudah jangan teriak-teriak enggak enak didengar tetangga" Papahnya Safira mulai tenang saat ditenangkan mamahnya Safira.


"Nanti kita bicarain pelan-pelan jangan diteriakkin, takutnya dia malah makin pendam semuanya" 





--o0o--

"Lo berantem ya sama papah lo?" Safira hanya diam dan asik bermain di ayunan.


"Suara beliau nyaring juga kayaknya kedengeran sampai taman sini" celetuk Jauzan.


"Ck sampai sekarang tuh gue gak ngerti Jan kenapa anak tengah gak pernah dianggap? kakak gue kesayangan papah, adek gue kesayangan mamah terus gue kesayangan siapa?" 


"Lo mah kesayangan gue" sahut Jauzan santai.


"Dih ngomong sembarangan gue geplak mulut lo" ujar Safira dengan ancang-ancang hendak memukul Jauzan, padahal mah aslinya salting.


"Besok dianter atau bareng gue?" 


"Entah, kalo nebeng entar jam set 7 gue udah samper kerumah lo tapi kalo gue kagak datang berarti dianter mamah" Jauzan pun mengangguk mendengar jawaban Safira.


"Heh iya tadi gue liat didepan pos satpam lo ngobrol sama cowok, siapa tuh" Safira mulai malas jika Jauzan mulai bertanya soal cowok, pasti Jauzan akan mengira itu crush baru Safira atau apalah itu.


"Dekel itu anak sinematografi, gue akrab soalnya waktu tim dance take video dia salah satu crew nya jadi ya begitu lah" jawab Safira dengan sedikit penjelasan agar Jauzan tidak kepo lagi.


"Oh pantesan hasil dokumentasi waktu lomba-lomba banyak foto lo, ternyata dia alasannya" 


"Gue kan cakep wajar sih kalo banyak yang foto gue" Safira berkata sembari mengibaskan rambutnya.


"Amit-amit cakepan juga Keysa anak 11 MIPA 1" alamat Safira galau brutal inimah kalau Jauzan nyebut cewek kelas lain.





-TBC-

FriendZone (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang