Setelah hampir 10 menit berada didalam kamar mandi, akhirnya Jevano pun selesai. Dirinya langsung merebahkan diri dikasur empuknya, dibanding turun ke bawah menemui sang mama.
Guling sana, guling sini. Nge-cek ponsel dari home-whatsapp terus begitu, berharap ada notif masuk tapi nyatanya tidak ada. Miris...
Akhirnya Jevano diam, menghadap ke langit-langit kamar, dia mulai sadar hawa di kamarnya gak sedingin biasanya, ini termasuk panas hawanya. Padahal suhu AC masih sama, belum Jevano tambah. Dirinya bangun dari acara rebahan berniat memastikan AC nya, namun akhirnya malah dibuat terkejut.
"Astaghfirullah, mama. Ngangetin aja sih? Kalo Vano jantungan gimana? Terus dibawa kerumah sakit, terus disuruh operasi eh pas operasi ternyata gagal terus Vano lewat, gimana? Mama nyesel nanti gak punya anak seganteng dan serajin Vano lagi."
Celoteh Jevano kepada Andrea yang terdengar agak nyeleneh.
Andrea menatap Jevano datar, sudah lelah dengan kelakuan sang anak yang semakin hari semakin mirip dengan sifat sang suami.
"Kamu lama, cepet turun sarapan. Abis itu beresin ruang dapur sama ruang tengah, mama mau nyuci baju." Ujar Andrea lalu berjalan keluar dari kamar sang anak.
Jevano yang dengar hanya mengangguk, dirinya berbalik. Berniat membereskan kamarnya dulu, namun dirinya malah kembali dikejutkan.
"ALLAHUAKBAR! SEJAK KAPAN LO DISITU SETAN???"
Melihat Jevano yang terkejut sosok yang dipanggil 'setan' menampilkan senyumnya, yang sebenernya manis. Namun mengingat ini adalah 'setan' maka itu menjadi seram.
"Lo siapa anjir, ngapain dateng ke kamar gue? Heh! Gue laki anjing! Bukan muhrim, woy!"omel Jevano ke hantu itu.
Aneh, hantu kok diomelin?
Si hantu tidak menjawab, melainkan mendekat ke arah Jevano. Membuat Jevano melangkah mundur dengan tatapan waspada, ralat lebih tepatnya takut.
"Lo mau apa anjir? Gue gak ada salah sama lo heh!" Tutur Jevano sembari terus melangkah mundur.
Baru saja si hantu hendak berbicara, namun pintu kamar milik Jevano sudah lebih dulu terbuka. Terlihat sang mama yang bersedekap dada, memperhatikan sang anak dengan tatapan kesal.
"Kamu mama suruh apa sih? Cuma sarapan, beresin dapur dan ruang tengah. Itu gak berat, kenapa sih gak mau nurut?"ujar sang mama sambil memijat pangkal hidungnya.
Jevano yang mendengar langsung menunjukkan cengiran nya, berjalan mendekati sang mama.
"Maaf ma, maaf. Yaudah nih Vano mau keluar, sarapan abis itu beres-beres bantuin mama. Vano tinggal ya ma? Hati-hati aja kalo dikamar aku, nanti ada dia loh ma." Ujar Jevano menakuti-nakuti sang mama, lalu lari keluar dari kamarnya.
°•°
Jam berlalu begitu cepat, Jevano sudah kembali ke dalam kamarnya. Dirinya memilih rebahan pada karpet berbulu berwarna putih yang dibeli oleh sang mama.
Niat hati ingin tidur, tapi urung karena hantu yang tadi pagi mengganggu nya kembali datang.
Jevano menghela nafas, "Kenapa si? Ganggu banget." Gumam nya sinis sembari menutup mata.
"Aku tertarik sama kamu, aku mau berteman sama kamu. Mulai hari ini, kita berteman." Ujar si hantu.
Jevano langsung terbangun dari acara tidurnya, ia menatap si hantu dengan tatapan terkejut bukan main. Tidak lupa menutup mulutnya, mendramatisir seperti adegan sinetron yang ada di televisi.
"Ringan banget ya lo kalo ngomong, mana ada gue jadi temen lo? Gak ada! Males gue, nanti dikatain gila yang ada." Tolak Jevano kasar.
Si hantu memiringkan kepalanya, menatap Jevano heran.
"Aku gak nanya kamu. Aku membuat pernyataan bukan pertanyaan." Ucap si hantu sebelum akhirnya menghilang.
Mendengar ucapan si hantu membuat Jevano tercengang, bisa-bisanya hantu merintah dia?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost ft. Junkyu Treasure✓
Short StoryCinta beda agama, beda kota, apalagi beda rasa mungkin udah gak asing lagi. Tapi pernah gak sih, kalian ngerasain cinta beda alam? ini cerita pertama author, jadi mohon maaf jika masih banyak kurangnya. start : 05 Oktober 2020 finish : 18 November 2...