"Jim, aku lelah. Aku tidak mau menjadi orang yang serakah. Tapi, satu hal yang harus kau tahu, aku mencintaimu." ucap seorang wanita yang menangis setiap harinya
#761 Idol (27 Oct 20)
#258 pjm (2 Nov 20)
#214 pjm (6 Nov 20)
#82 jiminbts (3 dec 20)
#...
Kala itu di sebuah SMA di Korea Selatan. Seorang pria muda yang tengah berlatih keras untuk Audisi Idol Korea Selatan. Dan seorang wanita pintar serta menawan menghampirinya di ruangan latihan pada pukul 6 sore.
"Jim--"
"Aera?"
Datangnya Aera membuat Jimin menghentikan aktivitasnya sejenak. Keringatnya bahkan sudah bercucur banyak seperti hujan deras.
Aera menghampiri Jimin dengan sebuah botol minum yang digenggamnya. "Istirahatlah dulu, minum ini."
Jimin tersenyum. "Terimakasih, Aera."
Pria itu sangat sulit mengendalikan napasnya yang menaik turun.
"Lelah?" Aera mengusap rambut Jimin yang masih basah.
Jimin menggeleng. "Tidak, kan ada kau."
Aera tersenyum. "Jangan terlalu memaksakan diri, Jim."
Jimin menggeleng. "Kau sudah pulang les?"
Aera menatap langit langit ruangan. "Aku ingin bolos satu kali. Menemanimu."
"Mengapa tiba tiba?"
Aera menatap Jimin. "Aku takut, suatu saat nanti jika kau terpilih. Kau tak akan memiliki banyak waktu untukku."
Jimin tertawa seperti meledek perkataan kekasihnya sendiri. "Tidak mungkin. Lagipula, banyak yang masih lebih bagus dibanding aku."
Aera sedikit memasang wajah kesal, "Tapi kau perlu optimis, jangan selalu merendah dan merendah. Kau itu bagus, Jim!."
Jimin tersenyum gemas. Ia mengusap rambutku pelan. "Baiklah, baiklah. Aku bisa!"
Aera kembali menunjukkan senyum tipisnya. Lalu, setelah itu Jimin kembali melakukan ulang latihan satu kali sebelum pulang ke rumah.
Sepanjang jalan menyusuri jalanan kota Seoul di sekitar pukul 7 malam bersama Jimin adalah hal terbaik yang kudapatkan. Vibes romantic, Vibes Happy, Suasananya terlalu hangat.
Bahkan kami sempat berhenti untuk membeli tteobokki. Serta dua cola di supermarket. Sebab, anak sekolahan tidak boleh meminum alkohol.
Kami duduk bersama di pinggir sungai Han sambil memakan makanan yang sudah kami beli tadi di jalan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jim, kalau sudah cukup umur nanti, aku ingin minum soju denganmu."
Jimin menoleh ke arahku, "Ah, benar. Kita masih kecil. Baiklah, kapanpun kau ingin minum, kau bisa menghubungiku!"
Aera tersenyum. "Benar ya?"
Jimin mengangguk pelan.
•••
Aera meneguk ludahnya sendiri. glek.
"Pembohong."
Chanyeol tersedak ketika ia mendengar sahabatnya berbicara sendiri.