3 | Is it

328 30 0
                                        

Aera tertegun. Ia tersedak setelah menelan beberapa permen di tenggorokannya. Na Hee hanya menggeleng geleng tak percaya dengan kebodohan yang dilakukan oleh kakaknya sendiri.

           Aera menatap tajam wajah adiknya. "Kau serius?"

Na Hee mengangguk pelan. "Serius. Aku tau ini berlebihan, tapi bukankah dia yang kelewatan?! Benarkan, Eonni?!"

Aera beralih duduk disampingnya. "Tapi, bisakah kau tanyakan sekali lagi padanya?"

Na Hee menggeleng keras. "Shiro! amit amit."

"Aeuhhh--adik tidak tahu diri." Satu jitakan mendarat mulus di kepala adiknya tersebut.

Na Hee meringis kesakitan. Aera hendak berjalan menuju kamarnya. "Tapi, kenapa Eonni tiba tiba menanyakan hal itu?"

Aera terdiam menghentikan langkahnya. "Ahh, itu. Hanya saja---"

Aera sempat berpikir sebelum menjawab. Takut adiknya mencurigainya.

"Penasaran." Sambungnya

Na Hee berlari menyusuli Aera. "Aku akan mandi lebih dulu!"

Ia menyalipnya. Aera geram, "Aish yak! Jinjja! Na Hee!"

•••

'Selesai seluruh acara hari ini. Jadwal sudah terlaksanakan semuanya, Terima kasih sudah bekerja keras.'

Jimin menghempaskan badannya sendiri di sofa apartmennya. Diikuti Taehyung disampingnya.

Jimin segera beralih mencari handphonenya. Ia fokus sampai sampai tidak mendengar bahwa manager sedang memberikan arahan pada kami.

"Jimin, bisakah kau meletakkan handphone itu?"

Jimin tidak mendengarnya. Wajahnya berubah menjadi lebih menyedihkan sekarang. Taehyung tersenyum dan mencoba menurunkan lengan Jimin.

Jimin tersadar. Ia melepaskannya, "Ah, maaf."

Arahan itu kembali berlangsung. Semuanya sudah sangat bekerja keras untuk fansnya. BTS memang selalu memberikan penampilan terbaiknya.

Setelah selesai arahannya, Jimin kembali membuka handphonenya.

Namjoon yang sedang menghampus make up bersama Hoseok serta Yoongi.

"Jim, kau masih saja---"

Jimin menjawab. "Iya. Aku masih berpacaran dengannya."

Taehyung menggeleng. Jungkook ikut bergabung dengan kami. "Jimin hyung, apa kau tak memikirkan perasaan Army di luar sana? Tidak, maksudku...."

"Memang apa salahnya?! Aku juga pria normal, pria biasa. Aku berhak mencintai seorang yang memang aku cintai. Kenapa orang sibuk mempermasalahkan soal itu?! Aku BTS. Dan aku tetap mencintai Army....Jadi, tolong berhenti menceramahiku."

Ucapan Jimin barusan membuat seluruh staff dan anggota BTS tertegun. Mereka terdiam, suasana berubah menjadi hening.

"Maaf."

Jimin pergi ke belakang. Ia nampaknya sangat bersedih.

"Jimin--tidak biasanya bersikap egois seperti ini." Balas Taehyung

Jungkook sibuk memakan cereal yang disediakan. "Tidak, aku mengerti perasaannya."

"Tapi, Jung. Bagaimana jika semuanya terungkap? akankah mereka tetap percaya pada kita? Aku tak yakin dengan hal itu." Taehyung sedikit mengkhawatirkan hal itu.

Love in Silence [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang