18 | Break up

225 22 0
                                    

Matahari sangat terik menyinari kota Seoul siang hari itu, orang orang berlalu lalang berjalan dengan kesibukannya masing masing.

Aera kini sudah berdandan serapih mungkin, jadwalnya adalah bertemu dengan Chanyeol dan menyerahkan tugasnya pada dosen.

"Chanyeol kenapa lama sekali, sih." Aera bergerutu sembari memakan sedikit cemilan di ruang tengahnya.

Na Hee semalam tidak pulang ke rumahnya, izin menginap di rumah temannya, Ryujin. Karena orang tuanya juga segera pulang kembali.

Beberapa menit kemudian, telpon miliknya berdering. Aera segera menjawabnya.

Halo?

Aera, kau sudah siap?

Tentu, kau dimana sih?

Aku di depan rumahmu, jangan banyak tanya.

Ah, baiklah!

Aera segera mengakhirinya. Ia buru buru berlari keluar rumah dan menemui Chanyeol.

Ketika sedang di perjalanan, Chanyeol terus mengajak berbicara padanya.

"Aera, apa kau sangat mencintai Jimin?"

Aera mendekatkan tubuhnya pada Chanyeol, "Apa?! aku tidak mendengarnya!"

Chanyeol menoleh sedikit ke arahnya, "Apa kau sangat mencintai Jimin?!"

Aera berteriak, "Sangat!"

Chanyeol tersenyum. "Bagaimana bila tiba tiba kau harus berpisah dengannya?"

Aera terdiam. Ia tak menjawabnya, bukan maksud tidak mendengar namun ia enggan untuk menjawabnya.

"Kenapa kau menanyakan hal seperti itu, Chan?"

Chanyeol menggeleng. "Tidak, hanya saja---"

"Seusahaku, aku tidak mau berpisah dengannya!"

Beberapa menit setelahnya, mereka sampai di kampus mereka dan segera menemui dosennya.

"Saya sudah mengerjakan semuanya, pak."

Aera tersenyum begitu memberikan semua tugas miliknya dalam bentuk satu map. Dosen itu terlihat sedang dalam situasi mood yang buruk, ia bahkan tidak membalas senyuman Aera. Ia membuka seluruh tugasnya dan memeriksanya.

Aera bahkan sudah gugup, jarinya sangat dingin, ini bahkan lebih gugup dari apapun.

"Kim Aera, hanya segini tugas milikmu?"

"A--"

Jujur Aera tak bisa menjawab, maksudnya ia bahkan telah memeriksanya berkali kali agar semua laporan tugas itu sudah lengkap.

"Sepertinya kamu tidak fokus, Aera. Masih banyak yang belum kau pahami."

Dosen itu mengembalikan map tersebut pada Aera. Aera menahan dosen itu untuk pergi.

"Ta--tapi saya sudah mengecek ulang waktu semalam, sudah lengkap pak."

Dosen itu menggeleng. "Tidak, jika kau ingin aku memberimu nilai seadanya maka berikanlah."

Love in Silence [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang