1O

1.2K 188 2
                                    

"Oke, kalau gitu kita mulai gerak besok ya," ucap Haechan mengakhiri diskusi mereka. Tak terasa sudah berjam-jam mereka berdiskusi guna mencari jalan agar bisa keluar dari permasalahan rumit ini. Langit mulai menunjukkan semburat jingganya, begitupun dengan matahari yang mulai bersiap meninggalkan singgasananya.

"Mau kemana lu?" tanya Haechan kenapa Renjun yang tiba-tiba berdiri dari posisi duduknya.

"Ya siap-siap balik lah?" jawab Renjun, namun nada bicaranya malah lebih terdengar seperti sebuah pertanyaan.

"Kok balik?"

"Kan kita mulai rencananya besok?"

"Mulai hari ini lu harus selalu ada di samping gue sampe masalah ini kelar dan semuanya aman," ujar Haechan seraya menarik lengan Renjun agar ia kembali duduk, "hari ini lu nginep di sini dulu, ya. Gue khawatir."

"Tapi gue kan gak bawa baju," kilah Renjun.

"Pake baju gue aja dulu. Waktu gue di apartment lu juga kan minjem baju lu," jawab Haechan yang akhirnya disambut anggukan kepala Renjun.

"Kok lu gak nyuruh gue nginep juga, sih? Lu gak khawatir sama gue?" Yuta menatap sinis ke arah Haechan sambil melipat kedua lengan di dadanya.

"Idih, lu kan punya rumah sendiri, bang!" seru Haechan mengepalkan tinju ke arah Yuta seraya menatapnya geli.

"Halah modus aja lu mah sama yang bening-bening!" Yuta mengambil kunci mobilnya di atas meja lalu beranjak dari sofa, "yaudah gue balik dulu ya. Selamat bermaksiat."

"Bermaksiat pala lu peang!" teriak Haechan dan Renjun bersamaan tepat sesaat sebelum Yuta menghilang di balik pintu.

ᴖ◡ᴖ · ᴖ◡ᴖ · ᴖ◡ᴖ

"Baju lu gede amat, Chan!" Renjun merentangkan tangannya, memperlihatkan betapa longgarnya kaus milik Haechan ketika dikenakan olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baju lu gede amat, Chan!" Renjun merentangkan tangannya, memperlihatkan betapa longgarnya kaus milik Haechan ketika dikenakan olehnya.

Pipi Haechan terasa panas, telinganya terlihat memerah, dan jantungnya berdegup kencang kala melihat Renjun yang tengah sibuk memperhatikan penampilannya di depan cermin sambil memainkan ujung lengan kausnya yang kelonggaran.

"Chan! Kok diem aja?!" protes Renjun seraya menghentakkan kaki kanannya ke lantai dan menatap Haechan galak.

Haechan menghampiri Renjun yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri lalu mendekap tubuh mungil di hadapannya, "maaf ya, Jun," bisik Haechan lirih.

"Lah? Maaf kenapa?" Renjun masih belum membalas pelukan Haechan, ia bingung akan sikap Haechan yang tiba-tiba meminta maaf padanya.

"Maaf bikin lu ngerasa kecewa, maaf bikin lu ikut masuk ke permasalahan hidup gue. Gue bodoh banget. Gue jahat." Haechan menelungkupkan wajahnya pada bahu Renjun.

"Semua orang pasti pernah ngelakuin kesalahan, Chan. Dan kesalahan yang lo lakuin itu gak ngebuat diri lo jadi jahat. Di sini lo sama Bang Yuta cuma korban dari tipu muslihat bos lo yang licik itu." Renjun mengelus punggung Haechan, balas mendekap tubuhnya, "lo sendiri udah punya niat untuk keluar dan berubah ke arah yang lebih sejak dulu, kan? Itu artinya lo orang baik, cuma keadaan aja yang maksa lo untuk jadi kayak gini. Kita hadepin ini sama-sama, ya? Gue akan selalu ada di samping lo. Gue janji."

Saat itu juga Haechan merasa aman. Ini merupakan kali pertama ia menemukan sosok yang dapat membuat jantungnya berdetak tak karuan, membuatnya merasakan sebuah desiran rasa yang tak dapat ia pahami, membuat perutnya merasa geli bagaikan ada berjuta kupu-kupu di dalamnya, juga dapat membuatnya nyaman ketika berada di sekitarnya. Berkat sosok Renjun, Haechan tak lagi merasa takut menghadapi hari esok. Meskipun ia tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, ia yakin jika dilewati bersama-sama pasti akan jauh lebih mudah.

"Jun, you're my safest place."

ᴖ◡ᴖ · ᴖ◡ᴖ · ᴖ◡ᴖ

𝙷𝚎𝚕𝚕𝚘 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛𝚜! 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞
𝚊𝚔𝚞 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚞𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎 𝚗𝚢𝚊, 𝚕𝚊𝚐𝚒
𝚏𝚘𝚔𝚞𝚜 𝚞𝚙 𝚑𝚝 𝚍𝚒 𝚝𝚠𝚒𝚝𝚝𝚎𝚛. 𝙺𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗
𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚠𝚒𝚝𝚝𝚎𝚛 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚙𝚞𝚕𝚒𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚗𝚎𝚐𝚊𝚛𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚢𝚞𝚔.
𝙸𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚜𝚑𝚝𝚊𝚐𝚗𝚢𝚊:


#𝙳𝙿𝚁𝚁𝙸𝙺𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚒𝚁𝚊𝚔𝚢𝚊𝚝
#𝙳𝙿𝚁𝙿𝚎𝚗𝚐𝚔𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚁𝚊𝚔𝚢𝚊𝚝
#𝙾𝚖𝚗𝚒𝚋𝚞𝚜𝙻𝚊𝚠𝚂𝚊𝚖𝚙𝚊𝚑 
#𝙸𝚗𝚍𝚘𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊𝙳𝚊𝚕𝚊𝚖𝙱𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊
#𝙾𝚖𝚗𝚒𝚋𝚞𝚜𝙻𝚊𝚠𝚁𝚞𝚐𝚒𝚔𝚊𝚗𝚁𝚊𝚔𝚢𝚊𝚝
#𝙾𝚖𝚗𝚒𝚋𝚞𝚜𝙻𝚊𝚠𝚃𝚎𝚔𝚊𝚗𝙷𝚊𝚔𝙱𝚞𝚛𝚞𝚑
#𝙼𝙾𝚂𝙸𝚃𝙸𝙳𝙰𝙺𝙳𝙸𝙿𝙴𝚁𝙲𝙰𝚈𝙰

camaraderie | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang