Ila dan Faiz menikah?

10 7 0
                                    


HappyReading♡
And
Enjoy the story
.
.
.

Jumpa lagi dengan si hari paling menyebalkan. Yup hari senin, hari dimana semua siswi terpaksa menjadi patung yang dijemur lalu diberi siraman rohani oleh kepala sekolah.

Pagi ini hujan lebat, sekarang sudah pukul 08.45 berarti jam pelajaran pertama sudah dimulai sejak empat puluh lima menit lalu dan selama itu pula mereka berperang dengan rasa kantuk agar tidak tertidur di jam pelajaran kali ini yang diajarkan bu Meyla, guru bahasa Indonesia sekaligus walikelas mereka.

"Baik cukup disini saja pelajaran hari ini, untuk dua jam kedepan lagi akan ibu pakai untuk membahas masalah kelas." Ujar bu Meyla dengan santainya, sedangkan anak didiknya? Mereka sudah tak tahan dengan semua ini.

"Protes bu!" Izin Faiz mengangkat tangan.
"Kenapa musti dua jam sih bu? Kan ibu bisa bahas soal itu ke Rifa dan Ila aja." Protes Faiz.

"Kamu kan ketua kelas nya disini, kenapa malah kamu yang keberatan." Heran bu Meyla.

"Inget ya bu! Saya kepilih juga dipaksa!" Faiz tak terima.

"Sudah lah saya tak punya waktu mengurusi kamu." Ucapnya cuek.

"Rifa bagaimana keadaan kelas? Ibu dengar kalian selalu berulah." Interupsi bu Meyla.

"Hm kata siapa bu?" Rifa pura pura tak tahu.

"Jangan bohong! Ibu dengar dari guru Bk."

"Ibu sotoy ih." Timpal Ibnu.

"Kalian sudah jangan bohong, ibu gak akan hukum kok."

"Kita gak buat ulah bu yaampun." Greget Rifa.

"Icha temen kamu buat ulah lagi ya?" Tanya bu Meyla dengan senyum manisnya. Ini adalah jalan terakhirnya untuk mendapat jawaban yang benar.

"Iya bu, senim kemarin dihukum gara gara telat upacara, lusanya dihukum gara gara jahilin guru, besoknya lagi cowok cowok dihukum gara gara gak bawa quran pas shalat duha." Jelas Icha terlampau polos.

Smirk tercetak jelas diwajah bu Meyla. Ia sudahh duga, pasti anak anak nya itu tak pernah absen membuat para guru geleng geleng kepala.

"Ichaaa bisa gak sih gak usah bego? Sehariiiii aja!" Kesal Ila.

"Aku salah?" Beo nya sangat sangat polos.

"Lo mendingan mati aja deh Cha daripada jerumusin kita ke kandang buaya." Titah Lani rela melepas sahabatnya itu.

"Rifa....Ila..." Panggil bu Meyla menampilkan senyum teramat manisnya yang percayalah! Itu bukan senyuman manis yang tulus.

"Hm bu kita pamit ke perpus ya bu?" Kata Rifa bersiap lari menghindari amukan monster didepannya.

"Eitss mau kemana? Jangan coba coba kabur kamu. Nih beli dulu permen tiga renteng abis itu bagiin ke semuanya." Cegah bu Meyla lalu memberi selembar uang.

"Ibu masih mimi?" Beo Ila.

"Ini buat kalian bukan buat ibu." Jawabnya.

Random ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang