37. Berpaling (?)

2.4K 178 8
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Follow juga Vote yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote satu followers serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💟

• • •



"Bro ... Lo beneran yakin tadi siang ada urusan keluarga?"

Satu pertanyaan secara tiba-tiba terlontar begitu saja, membuat Arjuna, Delvin, beserta Kevin menoleh pada Gavin yang memandang polos.

"Hhmm." balas Arjuna, tanpa mengalihkan pandangannya kearah Gavin berdiri di sampingnya.

Sekarang keempat cowok itu berada di sebuah kelas sekolah SMA Pancasila, karena ditugaskan untuk mempersiapkan semua keperluan acara Camping Trip School yang akan dilaksanakan besok siang, kini seluruh Anggota Osis SMA Pancasila saling bahu membahu mempersiapkan segalanya karena sebuah perintahan yang sangat wajib diikuti dan laksanakan oleh sang Ketua Osis yakni Arjuna.

"Nemenin Mamah ke salon ya Bang?" cibir Gavin iseng, membuat Arjuna menoleh tajam sementara Delvin dan Kevin mengerut tak paham.

"Nemenin Mamah sambil nyoba-nyoba Manicure Pedicure juga ya kan Bang?"

"Apaan sih lo?" sergah Arjuna galak.

"Lo mau gue pukul?" lanjutnya.

"Mulai kumat." cibir Delvin malas.

Sementara Kevin hanya bisa tersenyum kecut, tingkah Gavin tak perlu diragukan lagi tetap mengesalkan orang saja.

Sementara Gavin si tukang iseng malah tergelak hebat hal itu mengundang beberapa pasang mata para anggota Osis yang berada di ruangan itu ikut menatap para Senior Osis mereka.

"Kuku-kuku tangan lo kenapa Jun?" tanya Delvin polos.

Arjuna terhenti dari aktivitas membaca berkas yang Buk Tuti berikan padanya, dengan kasar menutup berkas tersebut lalu menatap tajam kearah Delvin yang berposisikan berhadapan dengannya yang hanya berbataskan meja sekolah saja.

"Kita-kita pada udah liat loh, Bang Juna versi Song Hye Kyo nya," ucap Gavin konyol.

"Cantik banget Anjir!" lanjutnya.

"Bangs*t!"

"Diam lo atau gue bikin robek mulut lemes lo itu!" sergah Arjuna benar-benar marah.

Seketika ketiga teman kamvret nya itu pun langsung tergelak hebat, menggema memenuhi setiap sudut ruang kelas. Sementara Arjuna tanpa henti-henti nya mengumpat kasar, dan membuat mereka tambah tergelak seperti Gavin sekarang ini cowok konyol itu paling keras dalam gelakannya seolah-olah tengah merendahkan dan menjatuhkan harga diri seorang Arjuna Mahardika saat ini.

"Viral tau Bang," ucap Gavin disela tawaannya.

"Bacot lo kuyang!" balas Arjuna kasar.

"Sampai lupa kalau kuku lo belum di berisihin, Jun." cibir Delvin kali ini tak mau kalah.

Arjuna mendengus sekesal-kesalnya, dengan cepat ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dan memandang tajam ketiga temannya masih saja tergelak.

"Halah, gue juga sering banget kali jadi kelinci eksperimen Make-up nya si Jasmine," kata Kevin santai dengan membenarkan beberapa kertas menjadi tumpukan rapi, ucapan itu membuat ketiga temannya kompak menoleh.

"Anjay!" gelak Gavin lagi tertawa keras.

"Gue harus apa? Nolak kaga bisa, marah apalagi." ucapan Kevin terdengar sedikit dramatis menggelikan di telinga Arjuna, membuat cowok itu meringis ngeri kemudian tersenyum kecut sementara si konyol Gavin terus saja tertawa.

"Mau aja lo dijadiin kelincinya para betina," gelak Gavin.

"Yang jomblo cuma bisa iri doang," cibir Kevin santai.

"Iri bilang bos." tambah Arjuna disertai sergaiannya kepada Gavin yang terdiam bungkam.

"Hey kutu, lo belum pernah ngerasain gimana lo punya pacar dan jadi kelinci eksperimennya anjir!" sergah Kevin ketus.

"Ya maka dari itu, gue Single dan gue bangga."

Ketiga temannya menatap horor saat memandang Gavin sedang membanggakan diri, cowok itu kembali tergelak.

"Dan gue gak perlu susah-susah jadi kelinci eksperimen, karena gue kagak ada pacar hahaha."

"Serah lo," ucap Arjuna datar.

"Udah biar in aja, males gue ladeninya." ucap Delvin memasang wajah datar.

"Kerja lo!" sergah Kevin seraya melempar buntalan kertas kearah Gavin dan mendarat tepat di mulut cowok itu yang tengah tertawa, Gavin hampir saja tersedak karena buntalan kertas yang Kevin lempar masuk tepat kedalam mulutnya.

"Uhuk ... Bang*e! Untung kaga ketelen," Kevin menyergai puas.

Arjuna melirik pada jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, waktu saat ini sudah menunjukan pukul delapan malam ia menghela nafas dan kembali pada aktivitasnya.

Kriet ....

Keempatnya menoleh serentak pada pintu kelas yang di dorong dari luar, Arjuna yang melihat sosok Dhafa masuk dan berjalan mendekat kearah mereka hanya mendelik santai.

"Gue udah bubarin Osis buat pulang ke rumah masing-masing," ucap Dhafa, yang hanya dibalas deheman saja oleh Arjuna.

"Kerjaan udah selesai semua kan Jun?" tanya Dhafa.

Arjuna menghela nafas, "Ada beberapa tugas lagi yang belum selesai, dan gue mau tugas ini selesai malam ini sekarang juga."

Dhafa mengaguk kecil, "Perlu gue panggil lagi anak-anak cowoknya buat selesai in tugas ini?"

"Tugas ini bukan buat anak-anak yang lain, tugas ini khusus buat atasan anggota Osis. Contoh nya lo, dan tiga curut ini." Arjuna menoleh menatap datar kearah Dhafa yang memasang wajah lelah, cowok itu menyergai tanpa arti.

"Ta-tapi, gue udah kerja dari pagi," protes Dhafa tanpa sadar.

"Lo pikir, dari pagi gue sama yang lain ngapain huh?" tanya Arjuna dengan nada mengejek.

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang