48. Kebenaran yang Nyata

1.9K 120 3
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Follow juga Vote yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote satu followers serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💔

• • •

"Del,”

"Gue udah tau semua Ay, lo gak usah cerita lagi sama gue,"

Gadis berparas cantik dengan make-up natural duduk di hadapannya tersenyum kecil, Delvin memalingkan wajahnya kearah jendela kaca sebuah restoran yang langsung berhadapan dengan jalanan Ibu Kota. Pandangannya menerawang suasana jalanan yang sedikit ramai di sore hari.

Anaya dan Delvin kini berada di Restoran, setelah cewek itu bersikeras meminta Delvin untuk meluangkan sedikit waktunya di hari minggu yang hanya ingin Anaya gunakan untuk mencari jawaban atas semua pertanyaan yang benar-benar sangat mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

"Akhirnya kamu bisa sempat-in waktu kamu buat ketemu aku,"

"Makasih banyak ya Del." sambung Anaya nanar.

Delvin menoleh menatap Anaya yang tertawa sumbang dengan kedua retina berembun di dalam sana, ia sontak tertegun.

"Ay,"

"Aku ... Arjuna, kita--"

Ucapannya menggantung, Delvin secara teliti menatap wajah sendu milik Anaya. Cewek itu mengusap sudut matanya kasar, lalu kembali tertawa kecil yang membuat Delvin meringis pelan seolah tawaan itu tak berarti apa pun terkecuali hanya untuk menyembunyikan luka dalam dihatinya.

Arjuna sialan! Umpatnya beberapa kali, hatinya teriris sakit saat Anaya kini sudah tertunduk dalam menyembunyikan sembab wajahnya yang sama sekali ia tak ingin perlihatkan pada Delvin yang terus menatap sendu.

"Ay," panggil Delvin lagi, dengan sebelah tangan mengusap lembut rambut Anaya.

"Aku sama Juna putus Del, hiks."

Tatapan cowok itu meluruh, nafasnya terembus pelan. Anaya yang terisak pelan kembali tertunduk, ia tahu bagaimana perasaan cewek di depannya sekarang.

Ragu. Ingin sekali rasanya ia rengkuh erat dalam dekapannya sosok gadis cantik itu di hadapannya, namun apa daya ia tak akan bisa melakukannya jika ia berani melakukannya maka jelas prinsip utama yang sudah melekat dalam dirinya akan teringkar.

"Aku gak tau kenapa Juna bisa minta Break, terus a-aku--"

Delvin yang sudah bangkit dari duduknya langsung menarik kursi restoran samping Anaya, akhirnya hati goyah dan terguncang ketika ia tak tahan melihat Anaya menangis terisak sendu, cewek itu menangis membuat beberapa pasang mata para pengunjung restoran menatap kearah mereka.

Dengan cepat cowok itu merengkuh tubuh Anaya, berusaha menenangkan dan membiarkan cewek yang selama ini ia berusaha lindungi meraung dalam pelukannya. Anaya tak berkutik terus menangis dalam dada bidang Delvin yang kini tengah berupaya menenangkan dengan mengusap lembut belakang punggung Anaya ikut terasa bergetar.

"Ke-kenapa Juna berubah Del? Kenapa? Hiks."

Delvin tak menjawab ia terus berusaha menenangkan cewek itu, membiarkan beberapa pukulan yang Anaya layangkan terus beriringan di dalam dadanya.

Pukulan Anaya tak mengartikan apa pun dan tak seberapa sakit, hatinya lah yang sangat cukup teriris nyeri melihat cewek rapuh itu terus menangis. Apakah ia selemah ini? Hingga ia ikut sakit setiap kali melihat Anaya menangis bahkan bersedih?

"Puas-in sekarang Ay, luap-in semua kesedihan lo sama gue," ucap Delvin pelan.

"Tapi setelah ini lo harus janji sama gue, kalau lo gak akan pernah nangis lagi. Mau secara diam-diam atau di hadapan gue sekali pun."

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang