2. The Meeting

977 91 0
                                    

From: Jung Jaehyun

Seo Dain, Ayo bertemu

Aku menatap ponsel dengan pikiran keruh, cobaan datang setelah aku berkunjung ke sekolah Minhee karena nilai sikap dirinya buruk –meskipun nilai akademis nya tidak mengecewakan-

"Eh.. kamu harus nemenin aku kali ini." titahku.

"Ngg? Kemana?" Tanya Minhee yang sibuk mengunyah roti yang kubeli sepulang sekolah, ia melirik ponselku penasaran, "Oh dia, belum nyerah juga."

"Bener kan?" balasku, "Dia yang ngga kunjung ngasih kepastian, giliran aku udah bersuami malah minta ketemu terus."

"Sebenernya dia baik sama Kak Woobin tapi.. aku gapernah dukung dia sama kakak." Tambah Minhee, "Dia kan sering ngecewain kakak karena cuek. nyebelin banget jadi cowok."

sepintas aku teringat kejadian tidak menyenangkan antara aku dan Jaehyun, "Tau apa aja kamu tentang kita?" kucubit pipi gembul Minhee sambil menginterogasi

"Aduh sakit!" sergah Minhee menarik tanganku, "kamar kita kan sebelahan, kedengeran kali pas kaka nangisin dia." Jawab Minhee, "Ka Woobin juga denger tapi ngga bisa ngapa ngapain karena doi kan seniornya, gabisa ngomongin urusan pribadi di kantor."

"duh malu maluin banget gue~" cetusku, "Ngomong-ngomong.... Sebenarnya kamu di sekolah ngapain aja sampe nilai sikap diri jelek banget? bolos mulu ya?"

"Ketiduran ka, ngga sengaja itumah." Jawab Minhee dengan senyum kecil, "selama nilai akademis bagus, aku bebas ngapain aja kan?"

"hmh! kurangin deh kebiasaan 'tidur tanpa sengaja' nya!" balasku. "Kamu taun ini lulus, emang ngga ada rencana buat kuliah? Bikin reputasi baik dong buat dukung nilai akademis."

Minhee mengangguk dengan senyum dibuat buat -tanda ia meledekku- hhh... kenapa dua adikku memiliki kepribadian yang sangat berbeda? Sikap Woobin saat bersekolah cenderung biasa aja sementara Minhee cuek banget; beberapa kali aku dipanggil untuk menjelaskan sikap Minhee karena orangtua memintaku bertanggung jawab untuk segala kegiatan Minhee setelah lulus kuliah.

Meskipun begitu, Minhee lumayan patuh dan menerima nasihat dengan baik. ngga pernah berkelahi, tawuran atau bikin onar di sekolah. cuman ya kebiasaannya –ketiduran di perpustakaan- susah dikendalikan, aku khawatir dia mengidap penyakit tapi pemeriksaan kesehatan menyatakan kondisi fisiknya sehat; emang doi nya aja kaum rebahan.

Ponselku bergetar, telepon dari Jaehyun. ".... dimana?"

Aku mendongak, Jaehyun berdiri di depanku terlihat rapi dengan tatanan rambut klimis favoritenya. ia mengajakku masuk ke coffee shop dan memesan beberapa minuman.

"Apa kabar?" Tanya Jaehyun tersenyum tipis, "Kebetulan abis meeting sekitar sini jadi sekalian ngajak ketemu."

"Baik, baru jemput Minhee," balasku. meskipun penampilan Jaehyun sempurna ditambah aroma parfum yang semerbak, ada guratan tipis menghias dahi tanda kelelahan luar biasa.

"kupikir kamu sendirian." Jawab Jaehyun kemudian menyeruput minuman, "Mmm.... Itu bagus di jarimu."

Aku tertawa canggung mengetahui Jaehyun menatap cincin di jariku, "Iya kah?" balasku sembari melihat Minhee menyedot minuman dengan cuek, sedikit khawatir jikalau Jaehyun mengutarakan hal tak penting di depan adikku.

Sembari menyeruput minum, Jaehyun berucap lagi. "Kalo yang ngasih cincin itu aku, mungkin aku bisa ngerasain keberuntungan yang sesungguhnya."

Aku berusaha membuat pembicaraan lebih umum. "Jabatan kamu sekarang tuh posisi yang diinginkan semua karyawan, kayaknya kamu beruntungnya di bagian itu."

The Stealer • THE BOYZ JUYEON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang