7. Rain in Memories

526 66 1
                                    

Ada yang kangen sama AU ini? :D

kalo kangen jangan lupa vote sama komen yah heheh

oia mampir juga ke AU ku yang lain, klik bio ku aja yah

selamat membaca, gamsahabnida <3

.

.

"Wah akhirnya ujan juga." Juyeon mengubah posisi tidurnya menghadap ke jendela, "Enaknya rebahan seharian nih." ia tersenyum seraya mengelus rambutku.

"Bikin laper deh, bikin sesuatu yuk." aku juga menatap jendela yang mengembun karena rintik hujan.

"Bukannya udah dibuat beberap-- aduh! Kenapa sih? ada yang salah sama omonganku??" seru Juyeon sambil tertawa menahan pukulan bantal dariku.

"Mesum ih!" tukasku beranjak dari kasur setelah puas memukul, "aku mau bikin ramyeon sama teh, kamu mau ngga?"

"Aku mau kopi." Jawab Juyeon menahan tanganku kemudian dihirupnya lembut dengan hidung mancungnya, "Makasih~"

Aku tersenyum merasakan kupu kupu berterbangan di dada ketika Juyeon tersenyum, setelah keluar kamar kupanaskan panci untuk ramyeon dan kunyalakan teko listrik untuk menyeduh minuman hangat.

Sembari menunggu ramyeon matang, kupencet nomor seraya panca inderaku merasakan setiap suara dan desiran air hujan yang turun membasahi jendela dan halaman rumah.

"Kenapa? ujan bikin inget aku?" Tanya suara berat di seberang telepon.

"Kukira cuma disini," jawabku. "sepertinya disana juga ya, Jung Jaehyun."

.

.

Bulan September, Satu tahun lalu



"Seo Dain." Panggil Jaehyun dari halte bus, aku melambaikan tangan membalas senyumnya. kami saling kenal sejak dua tahun lalu lewat social media dilanjutkan dengan pertemuan. kesan pertamaku tentang Jaehyun secara keseluruhan ia merupakan pria perfeksionis penuh teka teki namun sikapnya lembut dan pengertian; kuharap ia bisa mengajarkannya pada Minhee yang super cuek.

"Jadi... hari ini naik bus ya." Ucapku mengawali pembicaraan. "mau kemana hari ini?"

"Rumahku." Jaehyun mengibaskan bajunya yang basah terkena air hujan.

"Tumben?" cetusku, biarpun kami berteman lama tapi mengunjungi rumah lawan jenis adalah kegiatan yang sangat kuhindari meskipun Jaehyun bukan tipe yang suka berbuat aneh aneh.

"Kan ujan, ngga bisa kemana mana juga mending ke rumah ku." Jawab Jaehyun menunjuk keluar jendela dengan dagunya. "Ngga apa apa kan?"

"Hm.... iya." Jawabku singkat sambil berpikir keras agar tidak berlama lama di rumahnya, Woobin akhir-akhir ini sibuk di kantor sementara Minhee sedang ujian tengah semester ditambah aku tidak bawa payung. Kebetulan aneh macam apa ini?

"Udah sampe." Jaehyun memencet bel untuk menghentikan bus, kami turun dan berjalan kaki kurang lebih sepuluh menit akhirnya kami tiba dirumah... bukan, tepatnya di unit apartemen milik Jaehyun.

Jaehyun mempersilahkan masuk seraya aku mengamati sekitar, unit berukuran 30 meter persegi memang cocok untuk dihuni sendiri. ia bilang bahwa ia menyukai hunian terbatas agar mudah beres-beresnya. beberapa saat kemudian ia kembali dengan teh dan macaroon.

"Walah jadi ujan angin, ngeri ya." komentar Jaehyun lalu menyalakan televisi "aku benci suara petir jadi aku mengalihkan rasa takut dengan nonton tv."

Saluran yang Jaehyun pilih kebetulan adalah sinetron, setelah menyimak beberapa saat ternyata alur ceritanya menarik juga meskipun ada adegan-adegan yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar.

Sampai ketika muncul adegan dimana tokoh utama berpelukan, Jaehyun menyahut. "Gimana sih rasanya dipeluk?"

Kurasa aku paham mengingat Jaehyun bukan anak yang hidup di latar belakang keluarga harmonis dan penuh cinta. Ia kehilangan ibunya dalam usia muda. "Pelukan bermakna bisa dilakuin dalam tiga langkah."

"Apa aja tuh?" Tanya Jaehyun. "Aku mau tau."

Pupil mataku melebar, meluk Jaehyun?? gimana kalo dia ngerasain jantung gue yang gampang deg-degan?? Batinku cemas. "mmm... yakin?"

Jaehyun mengangguk, "Kalo bisa mah di praktekkin aja, enaknya duduk apa berdiri?"

"Berdiri aja tapi aku kasitau dulu caranya." balasku. "Pertama... jantung kita harus sejajar."

Jaehyun mencari posisi jantungnya sambil mengingat ingat. "Oh ya, sebelah kiri. Hmm.... Sejajar." Gumamnya memposisikan diri.

"Kedua, mendekat sambil melebarkan tangan." Ucapku ragu-ragu karena Jaehyun terlihat ingin memeluk sungguhan. ia mendekat seraya aroma parfum bercampur wangi hujan menghampiri hidungku. Kami tak berjarak; Jaehyun telah memelukku.

"Ketiga.... Rasakan detak jantung masing-masing....." Ucapku lamat-lamat karena jantungku berdebar tak karuan, Jaehyun ngga bakal salah paham kan?? Batinku gelisah dan kemudian... detak jantung Jaehyun melemah ditambah nafasnya melambat, "Jae... Jaehyun???"

"Jangan lepasin dulu.. maaf." Jaehyun memelukku lebih erat. Kukaitkan tanganku pada pundaknya yang lebar kemudian leherku terasa hangat, Jaehyun menangis. 

"Aku butuh pelukan Mama setiap hari... tapi Mama udah ngga ada." Gumamnya lirih dikalahkan suara hujan yang gemerisik. "Mama.... aku kangen."

Mataku ikut basah, ngga bisa membayangkan hidup sebagai Jaehyun yang bertahan hidup setelah semua penyiksaan dan kehilangan anggota keluarga. kubelai dan kutepuk pundaknya lembut, Sore itu kami habiskan dalam relung satu sama lain ditemani dengan hujan yang tak kunjung reda.

.

.

Present Day..



"Ntar hapenya jatoh ke panci loh."

Juyeon merebut ponsel, memeriksa layar dan memutus pembicaraan, "kutungguin dari tadi kamu malah asik telponan sama cowok lain." komentar Juyeon dingin.

"Menikah bukan berarti memutus pertemanan, Juyeon." Ucapku mengatur ekspresi setenang mungkin, "Termasuk Jaehyun, dia tetep temenku."

"Tapi dia masih ada perasaan buat kamu!" seru Juyeon, "aku ngga mau itu terjadi!"

Aku terkejut, wajah Juyeon merah padam dengan alis menyatu. "Kamu cemburu?"

"Ya." balasnya singkat, "Selama ini aku diem tapi kamu terus-terusan hubungin dia, ya lama lama aku panas lah!"

Wajah Juyeon perlahan melunak seraya melepas cengkraman tangannya. "Tuh kan.. aku nyakitin kamu lagi dengan teriak teriak." ujarnya seraya menarikku dalam pelukan. Ternyata yang Juyeon ucapkan saat mengigau adalah perasaannya yang paling dalam.

Kutatap mata Juyeon yang muram, "Maaf ya aku ngga peka, aku akan berusaha jadi istri yang lebih memahami kamu." Ucapku seraya mengecupnya lembut, "Yaudah yuk makan, kamu pasti udah kelaperan hehe~~"

The Stealer • THE BOYZ JUYEON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang