3. She's a Hero

710 80 0
                                    

Juyeon's POV


"Eh... kakak ipar masih kontekan sama Jaehyun?" Sunwoo mengetuk ujung rokok yang terbakar sedikit karena terlalu fokus mendengarkan. "tapi.. gapapa kan bang?"

Aku menatap dermaga tempat kami bertemu sembari mengatur ritme jantung yang bergejolak saat kedua nama itu disebut bersamaan.

"Lu tau kan gue cemburuan? jelas gue ngga baik-baik aja." jawabku menahan emosi. "beberapa hari yang lalu gue liat hp nya dan ada chat dari Jaehyun."

"Dia perempuan yang jaga kehormatan bang." hibur Sunwoo, "gue jamin mereka cuman deket doang, entah karena Jaehyun yang plin plan atau kakak ipar yang bersikeras sama ideologinya."

"Cemburu itu bener bener ga enak." Ungkapku memandang dermaga yang beriak tenang, "Tapi gue janji sama mertua kalo gue akan memperlakukan Dain dengan baik."

Sunwoo menghisap rokoknya dalam kemudian menghembuskan perlahan. "Mau gue hajar tu laki bang? gue siap aja sesuai perintah lu." Ucapnya, "hahah.. ternyata the stealer bisa panas juga kalo bahas Seo Dain dan Jaehyun."

Aku tersenyum kecut kemudian tertawa, "Kan target lu Jaehyun bukan Dain." cetusku. "Ngomong ngomong... para perempuan terdahulu emang niatnya gue ancurin buat bales dendam bisnis Ayah yang mereka hisap seperti lintah darat."

"Ah... maksud lu Seo Dain bukan target toh?" Sunwoo mengibas hembusan asap rokok agar tak mengarah padaku.

"Dia bisa aja nolak gue hari itu tapi dia nurut banget sama ortunya padahal dia punya kesempatan buat mempermalukan gue." komentarku

"Mana ada cewe yg bakal nolak elu bang, ga mungkin mereka lepas dari lu." Sergah Sunwoo, "Jangan lupa bang kalo lo punya wajah yang menarik."

"Lo ga kenal Seo Dain." Komentarku, "Dia ngga pernah mandang fisik orang selama yang gue kenal dari jaman sekolah."

.

.

8 Tahun yang lalu..

"Heh.... liat tuh berandal girang banget." Ujar dua siswa kelas dua belas yang mengobrol di seberang kelas -kebetulan aku sedang piket dan mendengar perbincangan mereka- aku masih kelas sebelas saat itu.

"Wah.... gokil!" ungkap senior yang dihampiri dua siswa tadi. "Ada nembak gue marganya Seo, abis ketemuan kita di perpustakaan pusat."

"Hahahahaha ngimpi ya lu?" seru salah satunya, "terus lu jawab apa?"

"gue tolak lah! mukanya ngga imut males banget gue." seru senior itu, "kulitnya sawo mateng terus body nya juga ngga seksi."

Dua siswa itu menggelengkan kepala, "yah dodol kenapa ngga pacaran aja dulu? kali aja dia anak orang kaya!"

Menjijikkan, dasar matre padahal muka mereka juga jelek, batinku sambil menyapu lantai dengan kasar sehingga tidak sengaja mengetuk kaki kursi dengan kencang. Sejak kecil ibu mengajarkanku untuk memuliakan wanita apapun kondisi mereka. Mendengar ucapan tiga senior itu membuatku kesal.

"Kenapa Juyeon??" Tanya kawan sekelas yang juga tugas piket. "kursinya patah?"

"nggak kok, maaf bikin kaget." jawabku sambil bersegera mengambil tongkat pel. Ah iya... hari ini aku bakal pulang malam dan ibu bilang aku harus pulang sendiri karena supir pribadi kami sedang sakit. Ini hal yang menakutkan untukku karena rute menuju halte terdekat harus melewati jajaran Love Hotel. Selain harus melewati perempuan paruh baya yang kerap kali menawarkan diri, banyak juga bapak-bapak mesum yang seenaknya menyentuh bagian pribadi laki-laki. Mengerikan~

The Stealer • THE BOYZ JUYEON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang