*Alarice p.o.v*
"guuuffftttt bosan" keluhku
aku dari tadi hanya sendirian disini tanpa siapa-siapa hanya ditemani oleh kamera kesayangan ku ini yang saat ini aku genggam sambil duduk-duduk diam di bangku taman ini, mengayun-ayunkan kakiku pelan, melamunkan sesuatu sampai-sampai mataku hampir melotot setelah aku melihat niall berlari-larian dengan gembiranya bersama bubby di sebrangan sanah tampaknya dia sangan bahagia dan hemm gadis yang beruntung
"itukan niall dengan bubby, sedang apa mereka berlari-larian seperti itu ahh membuatku iri saja, menyebalkan memang" keluhku pelan
hingga liampun datang
"hai, lama menunggu" sapanya
"ahh tidak, hanya bosan saja tadi berfoto-foto" balasku
"hemm kalau begitu ini untuk mu" memberiku secangkir moccacino hangat
"terimakasih" ucapku
"kalau ku boleh tau kau suka ya dengan niall" tanyanya tapi tak melihat kearahku melainkan ke minuman yang ia pegang
"hemmm, tidak mengapa kau berfikir seperti itu" balasku dengan senyuman
"terlihat dari wajahmu dan tingkah lakumu, kau seperti tidak suka jika niall dekat dengan temanmu itu, dann" jelasnya dan menghentikan bicaranya sambil meneguk kopi di tangannya
"memang seperti itu ya, dan kenapa?" tanyaku heran
"dan, yahhhhh kau tau sepertinya niall juga menyukaimu tapi kau terlalu sulit untuk dia dapatkan dan tak mudah berdekatan denganmu karena kau sifatnya terlalu pendiam, tak suka dengan keramaian atau keributan " jawabny lalu berdiri dihadapanku
aku hanya dapat diam saat liam bicara itu kepadaku benarkah itu semua bagai mana dia tau sifatku dan tapi apa benar yang dia katakan apakah niall juga menyukaiku, tapi aku tak menyadari itu, ahh bodohnya aku
"hemmmm" hanya kata itu yang kelar dari mulutku
"baiklah, kalau begitu ayo kita pulang" ajakannya
akupun bangkit dari bangku ini dan menghelaikan nafas sejenak "heeeehuuufffttt (nafas) ya sudahayo" ucapku sambil berdiri dan tersenyum kecil ke arahnya
aku hampir tida di hotel tersebut aku masih tetap bersama liam jalan-jalan disekitar sinih aku agak sedikit risih karena suasananya agak canggung bagiku dan sepi sekali di gang ini aku takut jika ada wartawan atau paparazzi disini ahh sudahlah entah apa yang akan mereka buat atau gosipkan tentang aku dan liam karena aku tak ada hubungan apa-apa dengannya, tibanya disuatu lorong kecil aku sempat mencari sesuatu yang aku tinggalkan disanah
"aduhhh kemana ya" ucapku
liampun menengok dan berhenti dijalan tersebut
"kau sedang mencari apa?" tanyanya
"hanya sesuatu kecil, aku mencari kunci kamar hotel itu" jawabku masih mencari-cari di tasku ini
"coba kau cari barangkali terselip-selip" ucapnya membantu mencari
'tidak ada, ahaa ini dia" saat kamu fokus mencari konci tersebut bersama liam karena aku kesenengan akhirnya koncinya ketemu kamipun
"aauuu" teriak kami berdua kesakitan ya kepalakami beradu dengan liam ya alias (kejedot-_-)
"haha maaf" ucap liam
"iya tidak apa-apa, tapi masih sakit" balasku
"sama aku juga sakit hahaha" ucapnya
"aduuhhhh" keluhku
"kau kenapa?" tanyanya hawatir
"tidak, hanya tekena debu saja mataku, perih" ucapku mengucepk-ngucek mataku
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things for you (Niall Horan Love Story)
RomanceBerceritakan seorang gadis bermimpi menjadi seorang putri di kerajaannya dan mimpi tersebut menjadi kenyataan dan benar-benar dia alami dikehidupan sehari-harinya, dia juga selalu di dampingi dengan seorang pangeran yang tampan dan selalu bersamanya...