Part 10

950 13 0
                                    

sesudahnya jam kuliahku berakhir, aku langsung pulang kerumahku

*in my home*

"akupulang" ucapku

"nom sudah pulang ya, sinih bibi bereskan peralatan yang non bawa, oh iya non bibi sudah siapkan makanan untuk enon karena tadi non belum sempat sarapan, bibi takut di marahi tuan dan nyonya karena tuan dan nyonya tidak tahu kesehatan non saat ini" ucap bibi sambil merapihkan tas dan sepatu yang tadi ku pakai dengan suara yang menghawatirkanku

"aku sudah makan kok bi serius tadi di kantin" ucapku mengelus pundak bibiku yang sekarang hampir 16 tahun setengah merawatku hungga aku besar seperti sekarang ini

"tapi non bibi belum melihat non makan dirumah belakangan ini" ucap bibi lagi dengan nanda yang kawatir

"beneran kok bi aku udah makan, buktinya ini aku gendut kan nih, terus aku sehatkan bisa loncat-loncat kaya gini" ucapku menunjukan perutku dan loncat-loncat menunjukan kalau aku ini sehat

"tapii non" sebelum bibi selesai bicara sudah kuputus saja

"sudahlah bi, mending bibi aja ya yang makan, bibi sekarang terlihat lesu dan lemas, aku cape bi aku ingin istirahat sebentar ya" memegang pundak bibi dan berbicara lembut kepadanya sambil menunjukan senyumanku

"iya terimakasih ya non" ucap bibi lagi

"iya bi" ucapku dan meninggalkan bibi

*in my room*

"ahhhhh aku cape sekali hari ini" ucapku tak bersemangat dan merebahkan kakiku sebentar

tak lama aku berdiam diri di dalam kamar dan mengistirahatkan badanku, aku langsung saja menghubungi temanku bubby

"tuuuuutttt tuuuuutttt" tanda telephon yang tersambung

"tuuuuuutttt tuuutttt" untuk kedua kali ini bubby lama sekali mengangkatnya

tak lama aku menghubuginya, ahirnya diapun mengangkat panggilanku

"halllooooo" ucapnya mengangkat telephonku

"hallloooo bbuuubbbbbyyyy" jawabku berteriak

"larry bisa kah kau sedikit mengecilkan suaramu itu, aku hampir saja budek oleh mu" ucapnya mengeluh disebrangan sanah

"maaf bubby aku hanya kangen oleh mu" ucapku memelas

"haha larry aku juga kangen, kita ke belakang bukit saja yu" ucapnya mengajak

"iya aku mau, tapi" ucapku tak bersemangat

"tapi kenapa, memangnya kau sedang apa?" tanyanya lagi

"aku hanya tak bersebangat saja bubby hari ini, aku sedang berdiam diri saja di kamar" ucapku lemas

"yaahhh kau ini, jadi engga jadi dong, ya sudah aku malas kalau begitu" ucapnya seperti nada ngambek

"duhhh bubby kau ini cepat sekali marahnya iya baikalah aku akan ke bukit sekarang kau tunggu disana ya" ucapku memutuskan sambungannya

"ya tak apalah akupun malas berdiam diri di kamar seharian" ucapku sambil berjalan untuk mengganti bajuku

"oh iya yang ini saja" ucapku mengambil salah satu gaun yang ada didalam lemariku

"waahhh pas sekali dipakai olehku, padahal ini baju sudah hampir 3 tahun berada di dalam lemariku" ucapku sambil berputar-putar melihat gaun yang aku pakai

aku memakai gaun berwarna merah muda dengan banyak sekali hiasan bunga-bunga di sekeliling gaunku tak lupa juga denga gesper yang ku pakai, tak lama aku ganti pakaian dan berjalan membawa peralatan yang ingin ku bawa, tiba-tiba aku melihat buku yang waktu itu aku beli, ya waktu itu aku membeli buka "ONE DIRECTION" yang niatnya bukan untuk membeli buku itu, akupun melangkahkan kakiku sedikit demi sedikit dan melihat ke arah buku itu, akupun berfikir

"bawa tidak ya buku ini" ucapku pelan

"akhh bawa saja siapa tau bubby suka dengan buku ini dan memberikannya kepadanya" membawa buku ini dan memasukannya ke dalam tas kecilku

akupun seperti biasa berpamitan kepada bibiku dan langsung keluar menuju bukit belakang komplek ini, akupun menunggu dan menunggu dibukit itu, hingga seseorang datang menghampiriku dengan cara mengendap-ngendap, aku pikir itu siapa, saat aku lihat ternyata itu aaa sialll

Little Things for you (Niall Horan Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang