Fortune Cookies III

2.6K 406 96
                                    


Suara burung bersahutan menjadi pembuka hari yang menyenangkan. Angin yang berembus pelan dengan langit sedikit mendung membuat sebagian orang memulai hari dengan sedikit bermalas-malasan, namun berbeda dengan seorang pemuda yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

Changbin merapikan rambutnya kemudian berjalan keluar menuju kamar lain yang ada di dekat kamarnya. Pemuda itu membuka pintu kamar Felix kemudian dengan langkah pelan ia masuk untuk mendekati Felix yang masih nyaman menggelung diri di balik selimut.

"Felix?"

Felix tak menanggapi membuat Changbin semakin mendekat untuk mengecek suhu tubuh pemuda manis itu. Semalam Felix demam dan Changbin yang untungnya datang ke kamar itu untuk mengecek pun segera mengompres pemuda manis itu. Changbin tak tau lagi apa yang akan terjadi jika ia tidak segera datang tadi malam.

"Dasar anak kecil," bisik Changbin sembari mengganti kompres Felix dengan yang baru.

Setelah selesai merawat Felix, Changbin keluar dari kamar si pemuda manis dan berjalan menuju ruang tengah dimana seorang wanita paruh baya sedang bersih-bersih.

"Bibi Jang."

Wanita paruh baya itu menoleh kemudian tersenyum menyapa Changbin yang datang menghampirinya. Wanita itu adalah Bibi Jang, beliau dipekerjakan disana untuk bersih-bersih rumah dan memasak, namun Bibi Jang hanya bekerja disana sampai siang hari.

"Selamat pagi, Nak."

"Bibi tolong masak bubur untuk Felix, ya? Berikan dia obat pereda panas juga. Aku mau berangkat ke sekolah dulu," ucap Changbin sembari mengambil sepatunya yang berada di rak dekat ruang tengah.

"Nak Changbin tidak sarapan di rumah? Tumben berangkat sangat pagi?" Tanya Bibi Jang yang merasa heran karena jam masih menunjukkan pukul 6:00 pagi.

"Ada sesuatu yang harus aku urus. Bibi tolong jaga Felix, kalau bisa bibi disini sampai sore karena anak itu pasti akan rewel. Tolong ya bi? Aku berangkat dulu."

Tanpa menunggu jawaban Bibi Jang, Changbin segera keluar dari rumah untuk menuju sekolahnya. Tak butuh waktu lama sampai motor kesayangan Changbin memasuki gerbang utama sekolahnya dan Felix. Sekolah masih sepi karena hari masih sangat pagi, namun Changbin sudah berada disana membuat satpam sekolah merasa heran.

Changbin mengambil ponselnya yang diletakkan di tasnya kemudian dengan segera memanggil sebuah nomor yang dengan segera mengangkatnya.

"Pagi bos!"

"Aku sudah bawa kuncinya, segera kesini sebelum banyak siswa datang," ucap Changbin dengan tenang sembari memperhatikan sekeliling.

"Siap bos, meluncur!"

Changbin duduk bersandar di tembok tempat parkir sembari terus memperhatikan sekitar sampai 10 menit kemudian sebuah motor masuk dengan dua orang yang berboncengan. Motor itu diparkirkan di samping motor Changbin kemudian si pengemudi turun untuk mendekati Changbin yang sudah menunggunya.

"Motor yang itu," ucap Changbin sembari menunjuk sebuah motor putih yang diparkirkan tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Segera bawa dan selesaikan hari ini, aku tidak mau orang cerewet yang sedang sakit itu mengomeliku nanti," imbuhnya yang kemudian menyerahkan kunci motor yang ia bawa pada orang itu.

"Siap bos!"

Orang tadi berjalan ke arah motor putih yang dimaksud Changbin kemudian segera membawanya pergi dari area sekolah membuat Changbin bernafas lega karena tidak ada satu orangpun yang melihatnya. Sengaja karena tidak mau ada gosip yang tersebar jika orang-orang tau dirinya yang membawa motor Felix ke bengkel.

Three Words 3 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang