16. Gagal

1.1K 101 9
                                    


Jangan lupa follow, vote dan komentarnya temen-temen.
Hargai karya author ini :)

Happy reading

________

Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di bandingkan hari kenaikan uang saku gue. Yap... karena hari ini adalah hari ulang tahun sahabat gue. Dari semalam gue begadang demi nyusun rencana yang tidak kalah spektakuler dengan Atta halilintar.

Selepas mandi, gue memilih baju santai untuk kuliah. Sebenarnya ini hari Sabtu, tidak ada jadwal kuliah sama sekali. Tapi berkat otak gue yang cerdasnya melebihi siapapun, Al hasil gue menghubungi pak Harun. Dosen paling semena-mena, tidak berprikejantanan dan juga minim akhlak.

Gue memohon kepada pak Harun untuk mengadakan kelas hari ini. Semua orang harus terjun langsung mengerjai Kiki, biar tau rasa si kutu kupret. Awalnya pak Harun menolak, bukan urusan saya, katanya. Tapi setelah gue puji-puji dengan bahasa yang sangat halus bahkan sifat Vania semalam sangat kontras dengan Vania  sekarang. Akhirnya dia setuju, tapi dengan syarat. Awalnya gue sudah senang banget dia mengiyakan, tapi bukan Harun namanya kalau tidak memanfaatkan setiap keadaan.

Syaratnya adalah, gue harus menjadi pasangannya saat acara ulang tahun Kiki.

Oke lah gak masalah, tapi yang menjadi masalahnya disini apa pak Harun di undang nantinya? Inikan acara remaja bukan remaja kematangan sepertinya.

Sesudah memakai baju, gue menyemprotkan parfum. Parfum pemberian Kiki yang hanya gue pakai ketika acara penting. Bukannya pelit, hanya saja harganya terlalu mahal untukku jadi harus di hemat.

Tidak sampai di situ, gue mencoba memoles muka gue dengan sedikit make up agar terlihat shining, shimmering, splendid. Sudah selesai semuanya, saatnya mengoleskan lipstik berwarna merah muda milik mamah. Sebelum mandi tadi, gue menyempatkan diri untuk masuk ke dalam kamar mamah dan mencari lipstik juga peralatan make up milik mamah. Maklum, wanita jadi-jadian seperti ku mana mau membeli produk kecantikan seperti itu, lebih baik ku belikan makanan.

_______

Di kampus, suasana sangat sepi. Wajar saja fakultas hukum tidak ada jadwal di hari Sabtu dan Minggu, kecuali kalau dosennya yang mengubah. Ingat tidak peraturan dosen? Dosen maha benar dan itu tidak bisa di ganggu gugat oleh mahasiswa. Makanya kalau jadi mahasiswa jangan mau deket sama dosen, deket lah dengan rektornya supaya dosen tidak bisa berkutik.

Sebelum memasuki gedung fakultas, gue terlebih dahulu menghubungi pak Harun. Jangan sampai rencana ku gagal hanya karena pak Harun telat datang.

"Halo pak, assalamualaikum"

"Kamu dimana?" Tanyanya seperti Andika kangen band.  Lagian pak Harun ini kebiasaan banget, bukannya menjawab salamku malah langsung bertanya.

"Waalaikumsalam, iya Vania" gue lah yang bertanya dan gue lah menjawabnya sendiri, dari pada sakit hati lebih baik malu.

Pak Harun tertawa sampai membuatku harus menjauhkan hp itu dari telinga, manusia laknat satu ini cukup menguji keimanan ku.

"Saya sudah di kampus pak, bapak dimana?"

"Di kamar--"

"Astaghfirullah pak, ini jam berapa. Bapak ini gimana sih?" Aku mulai mengamuk gemas. Memang manusia yang paling tidak bisa di andalkan, ya Harun ini.

"Kamar kampus"

Hah, apa katanya? Itu artinya kampus punya kamar? Semacam hotel gitu kah?. Gue yang sudah 2 tahun mengabdi di sini saja tidak tau kampus punya kamar.  Memalukan sekali.

Dear Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang