15. Dosen VS Sahabat

1.1K 95 128
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya temen-temen


Happy reading

______


Seperti lelaki sejati yang menepati janjinya, seperti itu lah yang kiki lakukan, katanya dia akan pulang dan itu memang benar adanya. Bahkan sekarang dia duduk di depanku dengan senyum lebar seperti kuda nil.

"Lo dari mana aja sih?" Tanya gue datar. Dia gak tau aja kalau gue sempat uring-uringan nungguin kabar darinya. Tapi gengsi lah kalau gue keliatan ngarepin dia, entar Kiki gr lagi.

Dia terus saja tersenyum walaupun banyak lebam di wajahnya.

"Terus itu, muka lo kenapa?" Tanyaku lagi seraya menunjuk lebam di samping bibirnya.

Lagi-lagi dia hanya tersenyum, membuatku jengkel saja.

"Ki!"

"Nah gitu dong, ngegas dulu" dengan santainya dia mengelus kepalaku setelah aku mulai kesal.

"Lo kemana aja? Sama siapa? kenapa muka lo bisa kaya ubi jalar, ungu-ungu gitu? Abis ngapain sebenarnya?" Tanyaku bertubi-tubi. Gue ini jatuhnya seperti orang posesif yang tengah menyidang pacarnya.

Kiki tersenyum lagi, rasanya ingin sekali ku sobek bibirnya biar dia tidak tersenyum terus. Sudah tau aku ini gampang marah tapi dia terus saja memancing jiwa iblisku keluar.

Seolah menulikan pendengarnya, Kiki malah tertarik dengan makanan yang ada di hadapanku. Sialan dia ini.

"Kayaknya enak, sini buat gue aja" katanya. Karena sudah merasa kesal gue menggetok kepalanya dengan sendok hingga sang mpu meringis.

"Yaudah di makan, nanti gue ceritain"

"Hm" gumam gue kesal.

"Habisin aja dulu baru gue cerita"

Gue mendelik horor ke arahnya. "Sekarang!!"

Kiki memang sahabat yang luar biasa menyebalkan. Tadi dia sendiri yang ngechat gue ngajak ketemu buat jelasin semuanya, pakai acara ngemis-ngemis lagi biar gue mau. Giliran sudah di-iyakan, malah sekarang gue yang harus ngemis-ngemis dulu biar dia cerita.

"Buruan" paksaku, memang aku ini bukan orang penyabar.

"Kemarin gue pulang kampung ke bandung, udah lama gak pulang pastinya kangen. Apalagi sama bokap nyokap" Kiki menjedanya sejenak. "Kalau itu masalah dengan siapa, lo juga tau gue ini jomblo, sudah pasti gue pulang sendiri"

Gue tetap mendengarkan meskipun kini sibuk memakan bakso.
"Terus itu muka lo?"

"Em.... Ini akting, gue mau ngetes seberapa peduli lo terhadap gue"

"Masa?"

Kiki mangut-mangut saja, mungkin menurutnya iyain aja deh biar selesai.

Anggukan itu tidak akan mengecohku, gue ini mengenal Kiki sudah lebih dari 5 tahun yang lalu. Jadi gue juga sangat paham gerak-geriknya. Termasuk saat Kiki berbohong, jelas sekali terlihat dari bola matanya yang berlari kesana-kemari seolah ingin mencari alasan. Lihat saja, saat ini bola mata Kiki persis seperti yang ku bilang tadi. Tandanya dia sedang membohongiku.

"Pinokio itu suka apa sih?" Tanyaku memancing. Kali saja setelah di pancing dia akan jujur.

Kiki berfikir sejenak. "Seblak?"

Astaghfirullah. Sejak kapan Pinokio suka seblak, inilah buruknya ketika kurang asupan kartun jadinya MKKN (masa kecil kurang nonton).

Tukk!!

Dear Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang