18. Pesta Kiki 2

551 50 24
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komentarnya temen-temen.

Happy reading

________


"STOP!!!" Aku berteriak kencang, hal itu mengundang tatapan bingung dengan kerut di dahi beberapa orang disekitar kami, seolah bertanya-tanya. Aku juga tidak tau pasti, entahlah apa yang mereka pikirkan tentang teriakkan ku tadi. Perduli amat dengan tatapan mereka, aku justru semakin membabi buta.

"STOP WOI STOP"

"Kenapa sih?!" Tanya Kiki dengan santainya. Entah dia ini memang santai atau bego. Sudah tau diteriaki stop malah nanya.

"Lo mau bawa gue kemana sih? Dari tadi gak nyampe-nyampe, capek banget gue ngikutin lo. Ralat, di geret lo" Ku naikkan sebelah alisku lalu menatapnya intens, seolah sedang mengintimidasinya. "Lo gak lagi ngajak gue kawin lari kan? Atau lo mau ngulik gue? Atau gimana sih?!"

"Bodoh!!" Seenaknya saja dia menoyor kepalaku. "Kalau gue mau nikahin lo ya tinggal nikahin, kenapa ada acara lari-larian segala sih? Lo kira mau shutting film indigo?!"

"India bego!!" Sepertinya aku memang bodoh, terbukti aku masih fokus untuk membenarkan perkataannya.

"Lo" Kiki menunjuk wajahku dengan tangannya yang bergelimang dosa. "Diem, jangan kebanyakan bacot. Apa susahnya ngikutin gue kedepan doang"

Lah sayton. Dia kembali menarikku untuk menjauh dari tatapan orang sekitar. Ternyata dia membawaku ke parkiran, sebenarnya Kiki berniat membawaku ke taman namun siapa sangka jika taman justru banyak orang.

"Dah dah lepas" tanganku terasa kebas saat digandengnya, mungkin ini efek tidak pernah digandeng.

Kiki mengawasi sekitar, apakah ada orang atau tidak disekeliling parkiran. Aku justru semakin curiga, kenapa juga dia harus mencari tempat sepi. Dia tidak ingin macam-macam kan?.

"Nia, gue mohon dengerin semua ucapan gue tanpa ada bantahan" ucapnya dengan nada berbisik, jangan lupakan bola matanya yang terus berlari kesana-kemari seolah kami sedang di awasi. "Pertama, jangan pernah percaya sama semua orang yang hadir disini, siapapun itu"

"Termasuk lo?"

"Ya, gue sendiri gak yakin gue bisa jagain lo" Kiki menatapku khawatir. "Lo akan jadi harta karun malam ini, lo akan diincar setelah gue"

Aku menatapnya dengan wajah bingung, apa maksudnya? Memangnya hartaku sebanyak apa hingga aku harus diincar setelahnya? Bahkan uang saku saja aku masih minta mama. Sangat membingungkan

"Gue tau lo pasti gak ngerti, otak lo terlalu dangkal buat memahami situasi ini"

Bisa-bisa dia mengejekku setelah membuatku bingung. "Serius!"

"Vania, gue gak bisa jelasin detailnya. Tapi gue berusaha yang terbaik buat lo"

"Gue makin gak ngerti, lo ngomong apa sih?"

"Kedua, kita dalam bahaya. Gue gak tau siapa yang akan jadi korban malam ini" Kiki meraih kedua bahuku lalu tersenyum. "Kalaupun lo di samping gue, gue gak akan bisa pastiin lo aman"

"Lo harus berusaha buat ngelindungin diri lo sendiri, jangan sampai malam ini ada korban selain gue"

"Maksudnya apa sih? Lo mabok? Hello?!!" Ku pukul wajahnya sedikit kencang, dia ini kenapa sih, ucapannya semakin melantur kemana-mana.

"Ketiga, datang sama Harun bukan hal yang tepat. Semua orang bisa berkhianat kan?"

Kiki menjauh dariku, merogoh saku dalam jasnya. "Keempat, jangan di lepas" ucapnya setelah memasangkan kalung berliontin bulan.

Dear Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang