13. Sepucuk Surat

1K 96 132
                                    


Jangan lupa follow, vote dan komentarnya👌🏻

Sedih banget yang baca 150 lebih tapi yang vote hanya 20 orangan. Apa yang 130 itu membaca sambil tidur? Wkwk


Happy reading

_________


Sekarang gue sudah di kelas, sengaja duduk sedikit lebih depan dari biasanya biar keliatan seperti anak rajin. Sangking niatnya terlihat rajin, gue sampai berangkat 10 menit lebih awal dari biasanya.

"Den" panggil gue pelan, posisinya gue duduk di belakangnya Alden.

"Ganggu aja lu!" jawab Alden yang masih fokus menatap layar hpnya.

"Den, Alden"

"Bantuin gue woi!!.... Ish ish, jahat banget kalian. Awas aja entar gue balas dendam!!" Pekiknya emosi.

Berkali-kali menarik nafas sebelum mencubit belakang lehernya,  sebenernya takut gak takut sih tapi gimana lagi, yang di ajak ngobrol malah sibuk main game

Alden yang merasa
Kesakitan langsung menoleh ke belakang tanpa menaruh hpnya. Dia menatapku jengkel.

"Apaan sih?! Gak liat gue lagi main. Kalau gue kalah gimana, Hah?!"

"Eh buset, bentaran doang" kataku sedikit takut. "Kiki kok gak ada ya? Dimana sih?"

"Jadi? Lo manggil gue cuma mau nanyain si Kiki? Gak guna banget tau gak?!" Alden kambali fokus ke layar hpnya.

"Den, jawab dulu ih" gue menepuk bahunya kencang, biar sengklek sekalian.

"Gue gak tau, cari di luar sono! Ganggu aja"

"De--"

"Gausah panggil gue lagi!"

"De---"

"Lo tuli ya? Di bilang stop manggil gue!"

Dih emosi, siapa juga yang mau manggil dia, orang gue mau manggil Dea.

"Deaaaaa" Ku panggil Dea yang masuk ke dalam kelas. Dia tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Kita berbeda kelas, Dea sekelas dengan Akbar dan lainnya. Dulu saat ospek kita ( gue, Akbar, Rio, Dea, dan Gita) bisa di katakan deket banget, tapi setelah tau kita beda kelas semua itu berubah. Bahkan untuk sekedar bertemu saja belum sempat.

"Tumben masuk kelas gue, kangen ya?" Godaku melihat Dea yang masih senyum-senyum sendiri. segera ku menghampirinya di depan pintu.

"Ye gr banget, ini Kiki nitip surat buat lo, tadi Daniel ngasih ini ke gue"

Dea memberikan sepucuk surat berwarna pink kepadaku. Gue terus saja memandangi suratnya, Surat apa ini? Surat cinta atau justru...?

"Ambillah, gue ada kelas habis ini"

"Makasih, salamin buat Daniel" kataku setelah mengambil surat itu. Dea hanya mengangguk lalu meninggalkanku begitu saja.

_________

"Assalamualaikum" salam bu Siti dengan mengetuk pintu kelas, kemudian masuk ke dalam kelas sambil berjalan menuju meja nya.

Belum saja duduk, Bu Siti sudah gercep saja menagih tugasnya, layaknya utang yang udah berbulan-bulan gak di bayar. Rentenir sekali.

"Tugasnya kalian kirim ke email saya sekarang!" Bu Siti memang tidak ada basa- basinya sama sekali.

"Waalaikumsalam"  kami menjawab salam dengan setengah sadar dan setengahnya lagi panik. Yang bener aja, jadi kami di suruh kelas itu buat mengumpulkan tugas doang? Kalo tau dari awal gue gak akan ikut kelas ini.

Dear Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang