27. koin emas

5.9K 1.9K 762
                                    

Temen-temen, karena ini udah masuk pertengahan cerita, mau nanya dong~

Gimana pendapat temen-temen kalau cerita ini terbit dalam bentuk buku? Tentunya buku itu langkah awal suatu naskah bisa dikembangkan jadi mini seri, film, atau kesempatan-kesempatan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana pendapat temen-temen kalau cerita ini terbit dalam bentuk buku? Tentunya buku itu langkah awal suatu naskah bisa dikembangkan jadi mini seri, film, atau kesempatan-kesempatan lain. Aku nggak bisa menilai tulisanku sendiri, makanya aku butuh pendapat hehe

*****












Mungkin benar ungkapan kalau perbuatan baik itu balasannya bisa datang kapan saja.

Jenan yang selalu jadi nice guy saat ini merasa sangat terdesak. Dia tidak tahu harus alasan apa pada rombongan orang yang berkumpul di depan pintu pagar. Dalam hati Jenan cuma bisa berharap ayahnya datang dan mengendalikan keadaan.

Doa Jenan terkabul. Tepat di saat dirinya sudah sangat terdesak, terdengar deru mesin mobil yang familiar mendekat. Orang-orang yang berkerumun serempak minggir memberi jalan pada mobil yang ternyata milik tuan rumah; pak Satria.

"Bu RT? Ada apa nih rame-rame?" tanya pria itu setelah membuka kaca jendela mobil.

"Loh, Pak? Nggak kerja? Kok jam segini udah pulang??" tanya Bu RT.

Pak Satria keluar dari mobilnya. "Saya nggak enak badan, tadi buru-buru selesein kerjaan hari ini terus ijin pulang. Bu RT cari siapa? Ada perlu apa ya di rumah saya?"

Jenan, Mahe ㅡdan Alin yang sembunyi di belakang kakak beradik jangkung itu masih membeku di tempat. Pak Satria kaget melihat tiga penghuni rumahnya itu, langsung bisa membaca keadaan. Tapi dia memilih diam menunggu bu RT bicara duluan.

"Cari Jenandra. Tadi si Tania teh dari rumah bapak nganterin jamur crispy titipannya Jenan, eh katanya yang bukain pager malah cewek ngakunya pembantu bapak. Makanya saya kaget, kan setau saya di rumah bapak mah isinya laki-laki semua. Saya kesini mau cek langsung, penasaran bener atau nggak yang anak saya bilang," kata bu RT panjang lebar dengan logat Sunda yang kental.

Sejenak pak Satria diam, sebelum menunjuk kerumunan beberapa warga komplek di sekitar jalan depan rumahnya. "Terus... Ibu-ibu sama bapak-bapak lainnya kenapa ikut berkerumun di rumah saya?"

"Oh hahaha, saya kaget Pak denger di rumah bapak tiba-tiba ada perempuan, keceplosan ngerumpi sama warga deh sebelum ke sini. Jadinya kita semua penasaran," bu RT tertawa.

"Terus kata Tania pembantu bapak cantik kayak princess, makanya kita penasaran hehe," celetuk salah satu warga.

Mendengar dirinya disinggung, jemari Alin makin erat mencengkeram bagian belakang kaos Jenan. Sementara itu Jenan sedang melempar tatapan sengit pada om-om genit yang barusan bicara.

You Who Came from the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang