34. kuartet

4.9K 1.4K 382
                                    

Heyhoooo from Jaemin's side~~~!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heyhoooo from Jaemin's side~~~!

Sorry for slow update, author-nya baru bangkit dari kubur.

Still, thanks for reading!
And still, you guys can support the author that baru bangkit dari kubur by

follow
+
vote
+
comment
+
share

kalau kamu suka!

©pinkishdelight
@pinkishbooks on Instagram
@pinkishdelight on twitter

*****













"Permisi??? Spadaaaa! PERMISIIIII~!"

Dengan malas Mahendra membuka mata saat sayup-sayup mendengar suara dari kejauhan. Ia bangun, duduk di pinggiran kasur sambil mengumpulkan nyawa. Jam di meja menunjukkan pukul delapan pagi, di luar sudah terang benderang. Matanya masih terasa sangat lengket ingin terpejam.

"Elahhh siapa sih???" gerutu Mahe

Dia berdiri, mendekat pada jendela kamar. Dengan mata memicing Mahe melihat sumber suara berisik yang membangunkannya; ada beberapa orang di depan pagar rumahnya.

Siapa sih?


"Jenaaaan??" panggil Mahe sambil keluar dari kamarnya.
Ia menyeberangi ruangan untuk mencapai ujung lain lantai dua; kamar kakaknya. Mahe membuka pintu kamar, tapi kosong dan tempat tidur sudah rapi seperti biasa kalau Jenan sudah bangun.
"Loh, nggak ada??"

Karena tidak menemukan kakaknya, Mahe lanjut menuruni tangga untuk mencari manusia lain yang menghuni rumah ini. Walaupun kalau dipikir-pikir tidak mungkin penghuni lantai satu tidak dengar kalau ada tamu. Pertama tentu saja ke kamar ayahnya ㅡternyata kosong. Lalu ke kamar Alin, diketuk beberapa kali tidak ada jawaban ㅡkosong juga.

"Ini orang-orang pada ke mana sih??" gumam Mahe sambil menguap. "Apa jangan-jangan gue masih mimpi ya? Apa ini lagi kiamat zombie terus orang-orang di luar tuh lagi pada dikejar zombie??"

Karena haus, Mahe sekalian melangkah ke dapur yang letaknya tidak jauh dari kamar Alin. Di kulkas ternyata ada memo yang ditempel. Biasanya Alin yang melakukan itu.

"Om Bopak belum pulang, Jenan lagi olahraga sama temen-temennya katanya. Saya ke pasar sama Ryu, tante Yuri, dan Bibi. Ada bubur ayam di panci, kamu panasin aja ya kalau mau makan," Mahe membaca tulisan cakar ayam di atas sticky note yang menempel di kulkas. Di bagian paling bawah ditulis jam 07.00 oleh Alin.

Pantas saja rumah sepi, ternyata penghuninya bubar semua. Mahe memegangi perutnya yang terasa kosong. Biasanya pagi-pagi begini dia tidak pernah kelaparan. Sejak Alin ada di sini memang perutnya selalu dimanjakan. Walaupun cuma masakan rumahan sederhana, tapi makanan yang dibuat manusia jadul itu rasanya enak sekali ㅡtidak kalah dengan masakan bibi ART rumah sebelah.

You Who Came from the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang