Tidak usah datang kembali lagi jika itu hanya untuk memperdalam rasa sakit ini
-Allisya Leshan Sahenette-
Pukul 23.30 Sasha sudah tertidur nyenyak. Awalnya ia tidak bisa tertidur karena kepikiran terus sama kekasihnya. Namun ia mencoba memejamkan matanya dengan earphone yang menempel di kuping nya, ia mendengarkan musik yang tenang, sehingga kini ia bisa tertidur dengan pulas.
Drtt.. Drtt.. Drtt..
Ponselnya bergetar menandakan ada yang menelponnya. Shasa membuka matanya sedikit, ia melihat siapa yang menelponnya malam malam gini. Ia menaruh kembali ponselnya tanpa mengangkat telpon itu, ya karena nomor baru yang ia tidak ketahui siapa yang menelponnya itu. Namun tak lama ponselnya itu bergetar kembali.
Drtt.. Drtt.. Drtt..
"Ishh ganggu orang tidur aja." Ucap Sasha kesal dengan suara seraknya. Lalu ia merijek telponnya.
Ting.
Baru saja Sasha memejamkan matanya, matanya terbuka kembali karena ada pesan masuk ke ponselnya. Ia membukanya dengan malas.
08xxxxxxxxxx
Sha kok dirijek:(
-AndraSasha membuka matanya, lalu ia tersenyum lebar. Yang tadinya ngantuk menjadi gak ngantuk, karena Andra ada menghubunginya. Ntahlah rasanya Sasha sangat senang Andra menghubunginya kembali. Walaupun dulu Andra pernah ditolak Sasha, tetap saja Andra selalu menjadi teman baik Sasha. Yaa dulu Andra pernah terpisah dari Sasha karena sekolahnya yang berbeda, begitupun kota yang berbeda. Namun sekarang ia kembali lagi.
Drtt.. Drtt.. Drtt..
Baru saja Sasha mengetik untuk membalas pesan dari Andra. Namun Andra ada menghubunginya kembali. Tidak lama Sasha langsung mengangkat telponnya itu.
"Malam Sha. Udah tidur?" Tanya Andra di sebrang sana.
"Mmm ... Belum,"
"Maaf ya malam malam gini ganggu,"
"Iya gapapa,"
"Heem jadi gak enak aja, hhe."
"Kek ke siapa aja ahh,"
"Heheh... Ehh Sha gimana sekarang?"
"Gimanaaa Apanyah?"
"Mmm... Udah punya pacar?" Tanya Andra ragu.
"Mmm Udah... Kenapa emang?"
"Owhh.. Ngga hhe." Ucap Andra tenang, namun hatinya sakit karena orang yang ia sukai dari kecil telah dimiliki orang lain.
"Tapi...." Ucap Sasha menggangtungkan omongannya. "Dia terlihat tidak peduli padaku. Dia... Playboy, suka main cewek dibelakang ku. Pernah waktu itu dia kepergok lagi makan sama cewek lain," lanjut Sasha dengan suara yang terdengar sangat sedih.
"Trus kamu diem aja digituin sama dia?" Tanya Andra dengan suara yang terdengar kesal.
"Aku harus ngapain Dra? Aku... Aku tidak bisa ngapa ngapain. Aku hanya bisa pasrah dan berusaha untuk sabar aja. Positif thinking aja, mungkin cewek lain itu hanya mainan nya saja," ucap Sasha yang diakhiri hembusan nafas panjangnya.
"Aduhh Sha... Kamu itu... Ahhh...," ucap Andra terdengar kesal. "Sayang boleh, bego jangan." Lanjut Andra.
"Terus aku harus apain mereka? Harus aku labrak? Aku marahi? Aku pukul?"
"Seengganya kamu jangan diem kalo udah tau kamu itu disakitin, dibohongin, dihianatin Sha... Putusin aja dia. Karena kalo dia benar-benar mencintai kamu dia gak akan pernah sekalipun ngebohongi kamu ataupun ngecewain kamu, apalgi ngebuat kamu nangis,"
"Gak. Aku gabisa kalo harus putusin dia. Aku sayang sama dia, aku gamau kehilangan dia Dra."
"Sha, diluar sana masih banyak yang sayang sama kamu. Tinggalin aja laki-laki yang sudah ngebuat kamu sakit hati."
"Iya tapi ak-" omongan Sasha terhenti saat ada panggilan lain yang masuk. Ia melihat siapa yang menelponnya sehingga ia terlonjak kaget. Seseorang yang sudah menghilang dan tidak sekalipun mengabarinya kini ia ada menghubungi Sasha.
Arsennio. Rasa takut Sasha tiba tiba begitu besar. Ia takut kalo Arsen marah padanya karena ia berhubungan dengan pria lain. Padahal kan Arsen sudah memutuskan hubungannya, lalu untuk apa Sasha merasa takut padanya. Justru seharusnya Sasha memanfaatkannya untuk membalaskan dendam padanya.
Tidak lama Sasha mengangkat telpon itu, lalu menyambungkannya dengan panggilan Andra. Karena ia tidak ingin ada ke salah pahaman.
"Hebat ya, cepet banget punya laki barunya." Ucap Arsen disebrang sana diikuti dengan sedikit tawanya yang meremehkan.
"Dia cuma temen aku, namanya Andra."
"Tenang aja bro, gue cuma temennya Sasha." Ucap Andra jujur, karena ia tidak ingin kalo Sasha terus terusan memiliki masalah.
"Dasar, PEMBOHONG!" Ucap Arsen dengan nada suaranya yang meninggi.
"Aku gak boh-" belum selesai Sasha berbicara, panggilan dimatikan sepihak oleh Arsen. Ia menangis, kenapa Arsen tidak ingin mendengarkan penjelasannya Sasha terlebih dahulu.
"Andra maaf," ucap Sasha dengan tangisan nya lalu mematikan panggilannya dengan Andra.
Sasha berusaha menghubungi Arsen kembali. Namun nihil, Arsen tidak mengangkat panggilan dari Sasha. Sasha terus berusaha menghubungi Arsen, ia ingin menjelaskan semuanya agar tidak terjadi ke salah pahaman. Namun sudah 23× Sasha menghubungi tetap tidak ada jawaban. Ia mengirimkan pesan yang berisi penjelasan bahwa Andra hanya temannya buka pacarnya, namun tetap saja tidak ada balasan. Ia menghubungi kembali Arsen, namun nomor Sasha malah diblokir. Sasha menangis sejadi-jadinya.
Arsen emang benar-benar egois. Ia yang selingkuh, berbohong, main cewek dibelakang Sasha, Sasha memahaminya, bahkan Sasha memaafkannya. Tapi giliran Sasha yang cuma teleponan dengan temannya, ia malah marah besar. Sebenarnya apasih mau Arsen.
Masih dengan tangisannya ia membuka sosmednya. Baru saja ia membukanya sudah melihat yang tidak ingin ia lihat. Ia melihat postingan seorang wanita yang meng-upload foto Scrinsoottan sedang Video Call an dengan Arsen, kekasihnya. Ahh entah harus disebut Arsen itu siapa nya Sasha, di satu sisi Arsen sudah memutuskannya sepihak, disatu sisi lain lagi Arsen marah terhadap Sasha saat Sasha berhubungan dengan laki-laki lain, disana Arsen terlihat bahwa ia cemburu, namun ahhh entahlah sangat membingungkan.
Hati Sasha sakit, benar-benar sakit. Tangisan nya menjadi-jadi. Ia memukul-mukul tembok dengan pukulan yang sangat keras. Sehingga tangannya membiru dengan sedikit ada darahnya.
Jangan lupa VOTE woy:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Girl! (Completed)
Historia Corta🚫PERINGATAN! CERITA INI MENGURAS EMOSI🚫 [TELAH TERBIT]✓ LENGKAP✓ Utamakan Follow sebelum baca😑 # Sasha sudah benar-benar kesal dengan tingkah bodoh nya Arsen, sehingga amarah nya yang sudah ia tahan sejak lama pun kini tidak bisa ia tahan lagi. "...