22. Their Feeling.

3.4K 446 75
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




***



Angkasa menghembuskan napas sebelum ia memasuki kafe tempatnya bertemu dengan seseorang yang menghubunginya tadi.

Sebelumnya Angkasa benar-benar menitipkan Aco di rumah Ello.

Ia menyentuh dadanya, mencoba meredakan degup jantungnya.

Laki-laki itu ada di sana.

Terduduk santai sambil menunduk menatap handphonenya.

"H-hai, Mas."

Laki-laki berlesung pipi itu langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum manis. "Sa... Ayo duduk sini."

Angkasa mengangguk kecil sebelum akhirnya menarik kursi di depan laki-laki yang merupakan Mas Praja—mantan pacarnya.

Angkasa duduk dengan canggung di sana. Ia merapatkan kardigan biru dongker—yang warnanya agak pudar—milik Samudera yang biasa ia pakai.

"Mas Praja udah pesen sesuatu?"

Mas Praja menggeleng, "belum nih, tadinya nungguin kamu dulu, Sa."

Angkasa mengangguk mengerti sambil membuka buku menu di depannya. "Aku udah makan sih, Mas. Jadi kayaknya pesen dessert aja. Mas Praja mau pesen apa?"

"Wah, Mas kayaknya mau makan sih. Ini emang udah terlalu siang ya buat sarapan?" ujar Mas Praja sambil terkekeh.

Angkasa mengangguk. "Tumben Mas telat makan. Biasanya paling rajin makan teratur."

Mas Praja kembali terkekeh, "iya tadinya kirain kamu juga belum makan, Sa."

Angkasa mengusap tengkuknya sambil tersenyum merasa bersalah. "Maaf ya, Mas."

"Nggak apa-apa, Sa. Kan Mas juga ngajaknya mendadak."

"Yaudah kita pesen dulu aja, Mas."

Angkasa dan Mas Praja memesan makanan mereka masing-masing dan setelah itu kembali duduk terdiam.

"Gimana kabarnya, Mas?" tanya Angkasa mencoba membuka obrolan.

"Baik, kok. Kamu gimana?"

"Baik juga." jawab Angkasa tersenyum ramah.

"Aku lumayan kaget sih waktu tiba-tiba Mas Praja ngehubungin. Pakai segala udah di Monaco lagi." ujar Angkasa sambil terkekeh.

Mas Praja ikut terkekeh membuat lesung pipinya nampak jelas. "Iya emang keputusan jadi pergi ke sininya agak mendadak sih. Tadinya nggak akan jadi. Mas masih ragu-ragu."

Angkasa mengangguk kecil. "Nggak apa-apa, Mas. Sekali-kali liburan ambil cuti. Biar otaknya fresh lagi."

Mas Praja mengangguk setuju. "Bener sih. Mas udah agak suntuk juga di kantor."

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang