3. Toothache.

3.8K 529 110
                                    

Angkasa udah pernah cerita belum kalau salah satu tujuannya tinggal berpindah-pindah negara itu supaya dia selalu ngerasa senang?

Tapi kok rasanya Angkasa harus meralat poin tujuannya itu ya sekarang?

Setelah kejadian sama Samudera tadi, selain rasa malu sama tunangannya Milly, yang tersisa ya rasa sebal sama laki-laki itu.

Angkasa masih gak habis pikir perempuan kayak Milly punya adik bobrok nan menjengkelkan macem Samudera.

Ia sampai harus diam hampir satu jam di luar arena sirkuit saking kesalnya.

Tadinya Angkasa bahkan mau memutuskan buat pulang ke apartemen aja daripada harus diam di sini dan menemukan Samudera lagi.

Makin kesal, Angkasa heran kenapa ia bisa bertemu Samudera di arena sirkuit. Emangnya ini tempat umum macam mall di mana kita bisa gak sengaja papasan sama orang yang dikenal?!

Dengan implulsif Angkasa mengetikkan pesan pada seseorang penting di hidupnya.

Yang, bete banget aku disini digangguin mulu :(

Nggak perlu menunggu lama, panggilan telepon masuk ke handphone Angkasa dan otomatis membuat ia tersenyum.

"Kenapa, Yang?"

"Bete..." keluh Angkasa setelah mendengar suara Praja di sebrang sana.

"Lho? Kenapa? Katanya hari ini kamu mau dateng ke tempat sepupu kamu? Di sana ada yang gangguin?"

"Hmm..." gumam Angkasa mengiayakan.

"Siapa? Laki-laki?"

"Iyaaaa!" pekik Angkasa sebal. "Aku tuh rasanya pengen dorong orang itu ke jalanan biar ketabrak truk sampah tahu gak!"

Praja di sebrang sana cuma tertawa mendengar keluhan Angkasa. "Yaudah, gini aja..."

"Kamu bilang sama sepupu kamu kalau ada yang gangguin, kalau misalnya masih kayak gini juga nanti orangnya suruh bicara sama aku, deh."

"Biar dia tahu kalau kamu udah punya pacar." lanjut Praja menenangkan.

"What am I gonna do without you?" lirih Angkasa terharu.

"Of course you'll be fine without me." jawab Praja sambil terkekeh.

"Udah ya jangan ngambek-ngambek di sana. Enjoy your months there."

"Hmm, semoga aku bisa enjoy di sini ya..."

"Pasti bisa! Awas nanti tiba-tiba cerita gak mau pulang dari Monaco!" jawab Praja bercanda.

Angkasa akhirnya tersenyum kecil, "nggak akan lah. Kan di Jakarta ada rumah aku buat pulang."

"Hahaha udah bisa gombal!"

Angkasa ikut tertawa sebelum akhirnya panggilan itu berakhir. Sebelum memutuskan masuk kembali ke arena sirkuit, perempuan berambut cokelat dengan tato-tato kecil menghiasi tubuh mungilnya tiba-tiba memanggil Angkasa.

"Kasa I'm looking for you like crazy! Ngilang mulu deh heran!" kesalnya sambil berkacak pinggang.

Angkasa tersenyum lagi. Sepupu iparnya itu benar-benar tipenya! Maksudnya tipenya dalam bergaul.

Perempuan itu perempuan paling "free-spirited" yang pernah Angkasa temui.

Telinga yang ditindik penuh—kalau Angkasa gak salah hitung sih ada sembilan—dan tubuh yang dihiasi tatto-tatto kecil nan indah bikin perempuan yang kini mengamit lengannya untuk kembali masuk ke dalam arena sirkuit jadi lebih berkarisma lagi.

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang