28. Engagement.

4.7K 457 103
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

Angkasa nggak pernah merasa nervous setiap bertemu keluarga Samudera.

Tapi nggak tahu bagaimana, kali ini berbeda.

Ia dan Samudera sudah check in di salah satu hotel di Kota Bandung yang akan dijadikan tempat acara pertunangan Biru besok.

Ia tiba-tiba merasa tegang.

Samudera belum bilang apa-apa sih soal siapa yang akan datang ke acara besok. Tapi bayangan Biru—yang mana kembaran Samudera—berhasil menggandeng perempuan ke jenjang lebih serius tanpa sadar membuatnya gelisah.

Bagaimana kalau yang lain mempertanyakan statusnya dan Samudera?

Angkasa harus jawab apa?

Toh terakhir Samudera secara nggak langsung melamarnya itu dulu, beberapa tahun lalu sebelum laki-laki itu terbaring koma.

Apa laki-laki itu masih punya rencana mengajaknya ke jenjang yang lebih serius?

Ataukah Angkasa harus menanyakan langsung?

Ataukah jangan-jangan ia yang harus meminta Samudera lebih dulu?

Angkasa menghela napas pelan dan kembali menatap pemandangan dari balkon kamar hotel mereka.

Sampai tiba-tiba sepasang tangan memeluk tubuhnya dari belakang membuat Angkasa langsung merasa nyaman.

"Do you like it?"

"What?"

"The room, the weather, everything."

Angkasa mengangguk kecil sambil menyimpan telapak tangannya di atas tangan Samudera. "It's nice here."

"Apalagi dipeluk gini." lanjut Angkasa sambil bergumam pelan.

"Hmm back-hugging you is one of my favorite things." ujar Samudera sambil mengeratkan pelukannya pada perut polos Angkasa.

"I know that too, Sir."

Samudera terkekeh sebelum bibirnya menciumi tengkuk Angkasa dengan lembut. "Aku kayaknya mau keluar sebentar. Mau titip sesuatu?"

"Mau ke mana?"

"Ada urusan."

Angkasa mencoba menoleh penasaraan. "Urusan apa?"

"I'll tell you later."

Angkasa menghela napas sebelum akhirnya mengangguk. "Pergi naik apa?"

"Pakai mobil Biru."

"Berangkat kapan?"

"Sebentar lagi. Aku masih mau peluk kamu, Sa."

Angkasa tersenyum kecil. "Yaudah, jangan pergi."

"Nggak bisa. Udah janji dari jauh-jauh hari."

"Mau ketemu orang ya?"

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang