10. Untold.

4.5K 492 223
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Babak kualifikasi pertama pertandingan Formula 1 seri Grand Prix Monaco akan diselenggarakan hari ini.

Samudera yang terbiasa latihan sejak pagi setiap hari langsung terbangun walaupun hari masih cukup gelap.

Ia menatap Angkasa yang masih tertidur pulas di dekapannya dan tersenyum kecil. Tangannya mengelus pelan wajah perempuan itu kemudian mencium keningnya lama.

"Wish me luck, Kasa."

Samudera terduduk dan mengecek handphonenya. Ia segera mengetikkan pesan pada Nandre untuk menjemputnya di apartemen Angkasa dan juga membawa barang-barangnya.

Setelah itu Samudera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket, dengan santai ia mengeluarkan peralatan mandinya yang selalu dibawa di salah satu tas yang kemarin Nandre ikut turunkan dari mobil.

Samudera bersenandung pelan. Ntah kenapa ia hari ini dalam kondisi yang sangat baik sampai-sampai tidak tahan untuk tidak menggumamkan nada-nada asal.

Dibukanya kulkas di apartemen Angkasa. Kemudian ia mengeluarkan beberapa butir telur dan juga sosis.

Kalau Angkasa tahu, pasti perempuan itu memaki-makinya tidak sopan.

Seperti menu sebelumnya yang ia biasa buat, Samudera hanya menyiapkan beberapa lembar roti sebagai menu utamanya.

Ia tersenyum kecil ketika mendapati kotak susu coklat di dalam kulkas Angkasa.

Dengan santai Samudera menyiapkan dua porsi sarapan beserta dua gelas susu.

Kemudian di tengah-tengah sarapannya suara bel pintu terdengar.

Nandre datang dengan beberapa barang yang dipesannya.

"Bisa-bisanya ya lo malem sebelum pertandingan, heh! Heh! Heh!" desis Nandre sambil menunjuk-nunjuk leher Samudera yang berbekas.

Samudera terkekeh. "Yaudah, lah. Malah bikin mood gue bagus."

"Awas kalau lo nggak fokus lagi nyetir!"

"Pasti fokus." jawab Samudera yang segera memakai kaosnya.

"Lo nanti jemput Kasa kalau dia udah sampai di sirkuit. Anterin sampai dia ketemu Ello. Jangan ditinggal sebelum ketemu keluarganya! Gue nggak mau dia digangguin lagi."

"Iya, iya, astaga. Gue sampai gumoh denger lo ngomong gitu."

"Ya bagus deh. Supaya nempel tuh di otak!"

"Yaudah, buruan berangkat."

"Bentar."

Samudera berjalan lagi ke tempat tidur kemudian mencium pundak juga bibir Angkasa. "Aku berangkat ya..."

"Hmm?" gumam Angkasa yang jelas-jelas mengantuk.

"Aku berangkat."

"Jam berapa sih ini?" gumam Angkasa menyipitkan mata.

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang