0. On Earth.

10.5K 589 110
                                    

"A bucket of Lilly for Ms. Angkasa."

"Thank you. Bisa tolong tambahkan kartu ucapan?"

"Oh, tentu. Mau diisi pesan apa?"

Perempuan itu terdiam sebentar sambil berpikir, "tolong tuliskan selamat berbahagia Millyku sayang"

"Baik, sudah kami tuliskan. Seperti ini, Ms.?"

"Ya, perfect. Hvala vam." (thank you)

Setelah menerima pesanannya itu, ia segera keluar dari toko bunga dengan langkah-langkah lebar.

Walaupun pertama kalinya menginjakan kaki di sini, rasanya ia tidak akan tersesat.

Toh kalaupun iya, ia bisa langsung kembali ke hotel tempatnya menginap.

Lo gak nyasar kan, Nyet?

Kamu jadi jalan-jalannya? Hati-hati ya.

Angkasa— perempuan yang sejak tadi memeluk buket bunga Lilly langsung menunjukkan dua ekspresi berbeda ketika membaca pesan yang dikirim oleh dua orang berbeda juga.

Ia mengetikkan pesan, menyatakan bahwa ia baik-baik saja kepada dua orang penting di hidupnya itu.

I think I'm about to reach your home, Mil.—kembali Angkasa mengetikkan pesan.

Balasan penuh semangat langsung didapatkan Angkasa dan ia segera kembali melanjutkan langkahnya.

***

"Milly!"

"Kasa!"

"I miss you so much, Sa." lirih Milly— sambil menarik Angkasa masuk ke dalam rumahnya.

Angkasa memeluk balik tubuh Milly sebagai jawaban. Tentu. Ia juga rindu dengan teman baiknya itu. Pasti Milly mengerti seberapa rindu dirinya.

"Mil, gue nggak tahu harus bawa apa sebagai ucapan selamat gue." keluh Angkasa setelah keduanya duduk di sofa ruang TV.

"Ih, gak perlu! Kamu ke sini aja udah jadi hadiah buat aku, Sa. Mana dibawain buket Lilly sebesar ini."

"Nggak, gak bisa gitu. Malem ini kita keluar yuk? Gue yang traktir makan."

"Hmm, boleh. Bentar aku coba bilang dulu."

"Beda ya kalau udah punya tunangan? Apa-apa izin dulu!" goda Angkasa yang membuat Milly cuma tertawa-tawa pelan.

"Hush, ah! Jangan bikin ge-er orang!"

"Milly sayaaang, a bucket of Lilly for you!"

Angkasa langsung mengerutkan keningnya bingung. Bukan, bukan dia yang menyodorkan sebuket bunga Lilly itu, melainkan seorang laki-laki berambut gondrong dengan kaos abu belel yang dipadu jaket berwarna mustard lah yang berbicara.

Suasana jadi tiba-tiba canggung waktu laki-laki itu melihat sebuket bunga Lilly yang sama persis seperti yang ia pegang sudah tersimpan rapi di atas meja.

Laki-laki itu cuma menaikkan satu alis—bingung.

"Hahaha aku jadi dapet dua buket Lilly!" tawa Milly akhirnya memecah keheningan.

"Sini kenalan dulu," ajak Milly sambil memeluk pinggang laki-laki yang baru datang tadi.

"Kenalin ini Angkasa." tunjuk Milly pada Angkasa yang langsung berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Nah ini Samudera." lanjut perempuan cantik itu sambil menepuk-nepuk pelan pinggang laki-laki yang ia peluk setengah.

Kemudian jabat tangan singkat itu terjadi. Sampai kemudian laki-laki yang disebut Samudera tadi menghilang masuk ke dalam— dengan santai melepas outernya sembarangan di sofa dekat tempat Angkasa dan Milly duduk— sambil mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana jeans hitamnya.

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang