23. Rain.

3.2K 445 67
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Angkasa terbangun dengan tubuhnya yang masih dipeluk erat dari belakang.

Ia tersenyum kecil sambil mengecup lengan atas Samudera kemudian mengelusnya lembut.

"Tumben." gumam Angkasa pelan.

"Sam, wake up."

"Hmm..." gumam Samudera sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Angkasa.

"Udah siang."

"Terus?"

"Biasanya kan lo yang suka bangun pagi."

"No, I want to be you today."

"What? Maksudnya gue bangun telat terus gitu?"

Samudera terkekeh dan mengecup lembut pipi Angkasa. "Good morning."

"Good morning." jawab Angkasa pelan.

"Hari ini ketemu orang perusahaan lagi?" lanjut Angkasa bertanya.

"Iya. Ikut yuk?"

Angkasa menggeleng kecil. "Lo aja deh."

"Yaudah. What should we have for dinner then?"

"Hmm... pasta? Kemarin kita beli kan."

Samudera mengangguk setuju sambil mendudukkan tubuhnya. "I will piggyback you, let's go. Mau ke mana?"

"Kitchen?"

"Breakfast?"

Angkasa mengangguk kecil.

"What are you gonna eat?" tanya Samudera sambil mendudukkan Angkasa di kitchen-island.

"You?"

Samudera menaikkan satu alisnya sebelum mendorong pelan tubuh Angkasa agar berbaring di atas kitchen-island.

"Lo ngebangunin singa lapar pagi-pagi."

"Terus kenapa?" tanya Angkasa sambil mengalungkan tangannya di leher Samudera.

Samudera kembali tersenyum miring sambil mengikis jarak di antara keduanya. "Don't blame me if you can't walk properly today."

Angkasa menatap Samudera dengan napas memburu.

"Lama!" pekiknya sebelum menarik wajah Samudera dan mencium bibir laki-laki itu kasar.

Sampai akhirnya Angkasa dan Samudera menikmati sarapan mereka cukup siang.

***

Angkasa tersenyum kecil ketika melihat Mas Praja berdiri di depan kafe tempat mereka bertemu kemarin.

Ia agak terlambat, tentu saja.

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang