25. Storm.

3.1K 440 118
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Angkasa tiba-tiba membuka matanya dan memundurkan tubuhnya ke belakang membuat ciuman Mas Praja padanya terlepas begitu aja.

Dengan seketika tubuhnya bergetar menahan tangis.

Tangan Angkasa mencengkram lututnya kuat-kuat dan ia memejamkan mata.

Tanpa ia sadari Mas Praja masih tersenyum manis sambil memainkan handphonenya yang sejak tadi disimpan di atas tripod di sana.

Angkasa menggigit bibirnya bergetar.

Tangannya dengan kasar mengusap bibirnya sambil menunduk.

"Mas." gumam Angkasa pelan.

Mas Praja langsung mengalihkan perhatiannya dan dengan reflek tangannya menyentuh bahu Angkasa.

"Sa, kenapa nangis?"

"Aku mau pulang."

"Iya ini sebentar lagi kita turun kok."

Dengan pelan Angkasa melepaskan tangan Mas Praja dari bahunya.

"Aku mau minta maaf."

"Karena?" tanya Mas Praja bingung.

"Aku harusnya nggak diem aja waktu Mas Praja nyium aku."

"Sa..."

"Aku bukan Kasa yang Mas kenal."

"Mas Praja harus nyari perempuan yang cocok sama Mas."

"Dan bukan aku orangnya."

"Aku udah punya pasangan. Kan Mas tahu?"

"Aku udah ngasih kepercayaan aku atas tubuh dan hati aku sama dia. It's deep."

"Aku bukan Kasa pacar Mas Praja bertahun-tahun lalu yang janji akan nungguin sampai kita nikah."

"I am so in love with him and I gave everything to him."

"Aku bahkan pernah hamil anaknya." gumam Angkasa.

"I love him and I can't believe I did let you kissed me."

"Aku bikin perasaanku buruk karena terbawa suasana tadi sama Mas." gumam Angkasa sambil menunduk.

Tanpa Angkasa sadari air mata Mas Praja menetes mendengar ucapan perempuan itu.

"Sa..."

"Aku minta maaf aku tadi nggak langsung ngedorong Mas menjauh." gumam Angkasa.

"Aku juga minta maaf karena nggak bisa lagi ngebalas perasaan Mas Praja."

"Aku minta maaf karena nyakitin Mas."

"Maaf karena aku mutusin Mas tiba-tiba."

"Aku pikir dengan nemenin mas jalan-jalan bisa sedikit membayar rasa bersalah aku."

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang