19. Run To You.

3.6K 505 224
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Katanya, saat kita ingin menyerah sebenarnya kita tinggal satu langkah lagi untuk berhasil.

Angkasa nggak tahu itu ia setuju atau nggak.

Yang pasti, hidup terus berjalan.

Hari terus berganti.

Berganti minggu.

Berganti bulan.

Berganti tahun.

Dunia nggak akan tiba-tiba berputar walaupun ia hancur berkeping-keping.

Dunia dan isinya seolah-olah menunjukkan mau seberapa pun jatuh, mereka akan terus di sana menemani kita.

Angkasa... diam-diam mencoba mempercayai itu semua.

Kalau eskrim coklat dan susu coklat kesukaannya masih ada, kalau Aco masih selalu tidur di dekat perutnya setiap malam, kalau keluarganya masih menemaninya sampai sekarang, berarti ia juga harus bertahan.

Seperti hari-hari sebelumnya, Angkasa akan mencoba berjuang melewati satu hari lagi.

"Morning, Aco. Sini yuk makan dulu."

Angkasa meraih anjing jenis poodle itu ke pangkuannya sambil turun menuju dapur.

Angkasa menghela napas sambil mencoba tersenyum.

Setelah menyiapakan makanan untuk Aco, ia segera menyiapkan sarapannya sendiri.

Roti panggang isi telur dan kornet juga segelas susu coklat dingin.

"Aco hari ini main sama Kak Ello lagi ya."

Gonggongan dari Aco terdengar membuat Angkasa tersenyum kecil.

"Good boy."

Angkasa kembali menaiki tangga menuju loteng tempat tidur dan menyemprotkan parfum milik Samudera ke sekitar ruangan.

"Apartemen lo udah nggak wangi lo lagi, Sam. Aneh deh rasanya."

Angkasa membuka lemari baju miliknya—yang ia pindahkan ke sini—dan mulai mencari baju.

Apartemen Samudera kini cukup sempit dengan adanya barang-barang Angkasa di sana.

Terlebih baju Angkasa lebih banyak dari baju laki-laki itu.

"Hmm baju lo juga beberapa udah nggak wangi lo lagi." lanjut Angkasa sambil kembali menyemprotkan parfum ke dalam lemari.

Angkasa tanpa sadar mengelus perutnya kemudian terdiam. "If only..."

"Udah deh, Sa." gumamnya pada diri sendiri.

Ia segera bergegas meraih dress putih pemberian Samudera dan menyimpannya ke dalam tas, kemudian tubuhnya kembali turun ke bawah untuk memakai sepatu putihnya seperti biasa.

And Suddenly...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang