y

1.4K 90 0
                                    

Mungkin ini yang dulu dirasain Mama Irene waktu Papa Chanyeol ngucapin hal yang sama ke Mama waktu lagi mengandungku, pikir Siyeon.

" Ayo aku antar, kamu mau kemana? " tanya Guanlin,

" Ke kampus lagi Lin, aku masih ada kuliah. " jawab Siyeon,

" Yaudah. Tapi diem dulu. Jangan nangis jelek. " ujar Guanlin sambil mengusap air mata Siyeon di pipi pink gadis itu,

Guanlin menggenggam tangan Siyeon menuju ke mobilnya, Jeno tersenyum kecut dari dalam cafe, ia bisa lihat bagaimana lega hatinya sekarang melihat Siyeon dan Guanlin bersama, Jeno harap Siyeon mau menerima Guanlin nantinya,

" Jen, kamu yakin sama keputusan kamu ini? " tanya Yeeun memastikan,

" Yes sure, one hundreed percent. " jawab Jeno mantap,

" Tapi kamu ngga kasian apa sama anak kamu? "

" Aku sayang sama Siyeon, aku cinta sama dia, aku ngga mau dia terus terusan tersakiti nantinya."

" Kalau gitu ayo kita buat Papa dan Tante kamu sadar. " ide Yeeun,

" Andai bisa semudah itu. "

" Ngga ada yang ngga mungkin, nothing impossible Jeno, ayo aku bantu. " tawar Yeeun,

" Caranya? " tanya Jeno,

Lalu gadis itu membisikan sebuah ide yang kedengerannya cukup cemerlang dan patut dicoba.

***

Seolah tak percaya dengan ucapan Guanlin barusan, Siyeon hampir melotot dan melongo karenanya,

" Iya Yeon, aku mau, aku bisa jadi Papa anak itu sampai anak itu lahir, setelah itu kalau kamu mau cerai silahkan, aku juga janji ngga akan sentuh kamu sama sekali kalau kita nikah nanti. "

" Aku tau tap_ "

" Aku emang lulusan SMA, tapi aku akan cari kerja bersungguh² buat biayain hidup kamu dan anak itu sampai dia lahir, aku jamin, aku juga masih ada tempat tinggal dan beberapa tabungan peninggalan Papaku. " ucap Guanlin serius bisa Siyeon lihat dari kedua mata indah itu,

" Guan, kamu yakin mau nikah sama orang yang ngga kamu cinta? " tanya Siyeon, membuat Guanlin tersenyum tipis,

" Yeon, bagaimana aku ngga cinta sama kamu, kamu satu²nya orang yang mau berteman sama orang gila seperti aku. Inget? "

" Tapi kamu kan ngga gila. "

" Iya kenyataannya begitu, tapi mereka semua mengecap aku orang gila, cuma karna aku depresi. Aku ngerasa sendirian selama ini, sampai aku ketemu sama kamu, aku udah ngga kesepian lagi Yeon, so will you marry me? "

Diam Siyeon diam saja, dia ngga tau harus jawab apa?

" Ngga perlu sekarang, kamu pikir pikir aja dulu. Aku akan selalu tunggu kamu disini. Araseo? "

" Nde, Kamsahamnida. "

" Sekarang ayo kita ke kampus. Kajja. "

" Cool.. "

Pas udah dikampus, Jinyoung rupanya sama Somi, Kyulkyung dan Heejin lagi duduk di kantin sambil bergibah, ada juga Haechan yang ngebucin Somi 24jam.

" Yeon, ya ampun aku pikir kamu udah pergi ke bojong gede. " seru Jinyoung,

" Enak aja lo. "

" Dari mana si Yeon? " tanya Somi,

" Ke cafe. " jawab Siyeon,

" Ngapain? "

" Ketemuan sama gue. " jawab Guanlin,

" Cieee cieee.. yang lagi selingkuh.. gue bilangin Jeno ahhh.." goda Haechan,

FWB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang