🙃

10K 184 30
                                    

⚠️ Warning  🔞 ⚠️

Full of mature content, harap bijak dalam memilih bacaan. Jangan salah lapak. Dosa ditanggung yang baca.

Jeno membuka matanya, rupanya Siyeon benar ada dikamarnya saat ini, gadis itu datang terlihat khawatir, dia bahkan langsung menghampirinya ketika melihat wajah Jeno,

" Ya ampun sampai begini. Bentar ya. " kata Siyeon,

Gadis itu mulai mengoleskan salep tipis di tulang pipi kanan Jeno yang lebam, dan mengusap dengan kapas basah pada sudut bibir Jeno yang sedikit berdarah,

" Pasti perih ya? " tanya Siyeon,

" Nggak, lebih perih lihat kamu sama Guanlin barusan. " jawab Jeno,

" Ya ampun, dia kan lukanya lebih parah dari kamu Jen. "

" Luka segitu doang, aku juga pernah. "

" Sombong ih. " kesal Siyeon mencubit perut Jeno,

" Awww.. " pekik Jeno,

" Eh sorry, sakit ya? " tanya Siyeon,

Pria itu mengangguk lalu membuka kaosnya dan memperlihatkan bagian rusuknya yang terasa sakit, tapi Siyeonnya malah salah fokus karena abs Jeno yang perfect.

" Hey kamu liat apa? " tanya Jeno saat sadar Siyeon mulai nglamun,

" Eoh? "

" Kamu kenapa kesini? "

" Ya karna khawatir lah sama kamu. "

" Loh koq manggilnya jadi kamu? " tanya Jeno kaget,

Siyeon cuma nyengir kuda, dia lupa karna dari kemarin kemarin ngga ada Jeno, dia emang kangen jadi dia sebut Jeno dengan panggilan kamu dan kali ini tanpa ngegas,

" Kamu manis dan cantik kalau begini, aku jadi makin suka. Bisa kamu panggil aku dengan kata, "aku dan kamu" buat selamanya? " pinta Jeno,

" Ya Jeno, aku akan panggil kamu. Seneng? " sahut Siyeon,

" Belum seneng, boleh aku cium kamu? " pamit Jeno menatap mata Siyeon penuh harap,

Gadis itu mengangguk, dia mulai memejamkan matanya, dan sedetik kemudian Jeno benar menciumnya, ciuman itu sangat lembut, dan penuh kasih sayang.

Lidah Jeno mulai menari didalam mulut Siyeon, mengabsen deretan giginya yang rapi, begitu pula sebaliknya, Siyeon mengalungkan tangannya dileher Jeno, supaya Jeno bisa lebih dekat lagi dengan tubuhnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lidah Jeno mulai menari didalam mulut Siyeon, mengabsen deretan giginya yang rapi, begitu pula sebaliknya, Siyeon mengalungkan tangannya dileher Jeno, supaya Jeno bisa lebih dekat lagi dengan tubuhnya,

Tangan Jeno menuntun tubuh Siyeon untuk berbaring disofa, lalu menghentikan kegiatan ciuman itu dan berkata,

" Bolehkah? " pamitnya,

Lalu Siyeon mengangguk, wajahnya semerah tomat sekarang karna malu, tapi dia juga merindukan Jeno, dan ya Siyeon akui, selama beberapa saat ditinggal Jeno rasanya sepi,

FWB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang