"Hei kalian melupakanku di sini," cerca Giv yang sebentar lagi akan mendekat pada posisi Angee dan Ernie.
"Apakah kau baik?" tanya Ernie sangat tidak mengenakkan.
"Tidak," jawabnya dingin.
"Sudah ku bilang Macmillan— ayo masuk. Aku tidak ingin melihat bulan saat ini," gerutunya. Ia bangun dan berdiri, kemudian menarik tangan Ernie untuk mengajaknya masuk ke dalam kastil. Ernie hanya bisa pasrah dan mengikutinya dari belakang.
"Angee— apa yang kau lakukan? Dia baru saja bergabung—"
"Shh! Lagipula siapa yang bodoh melemparkan pertanyaan tidak berbobot kepada orang yang belum dikenal," celoteh Angee menceramahinya.
Ernie berdecak pelan, tetapi Angee mendengarnya. "Aku tidak ingin kau dekat-dekat dengan Giv— maksudku anak Durmstrang itu," ujarnya.
"Lagipula kau mengenalnya. Lalu kenapa aku tidak boleh—"
"Sudah kubilang padamu Macmillan. Kau ini berisik sekali seperti perempuan," celotehnya lagi.
"Kau tidak sadar kalau kau juga perempuan," kata Ernie ringan. Kalimat yang diucapkannya tadi membuat Angee berhenti sejenak dan berpikir. "Ya aku perempuan, tetapi aku berbeda."
"Kau setengah laki-laki?" tanya Ernie semakin membuatnya jengkel.
Angge berhenti lagi kemudian menatapnya lekat. "Bukan. Aku dementor," katanya dingin lalu pergi meninggalkan Ernie di tengah koridor. Ia memperhatikan Angee yang berjalan cepat menyusuri koridor gelap itu sendirian.
"Dia patut dikatakan dementor hmm, membuat perasaanku ngeri," ucapnya seraya memegangi tengkuknya.
Keesokan harinya tibalah pada saat ujian ramuan. Profesor Snape mengawasi seluruh murid dengan sangat teliti. Tatapannya tajam dan telihat sensitif dengan murid-murid yang tidak jujur dalam mengerjakan ujian.
Angge melirik Ron yang sedari tadi berisik. Ron tidak mengerjakan ujian itu dengan keseriusan. Ia dan Harry malah membicarakan soal pesta dansa. Ditambah lagi dengan keberadaan kembar Weasley yang memperburuk suasana ujian.
Hermione mulai terganggu akan aktivitas sembunyi-sembunyi dari Ron dan Fred. Ia menjauh beberapa senti darinya.
"Bisakah kalian diam?" ujar Hermione selirih mungkin, "aku tidak bisa berkonsentrasi."
"Wah-wah kau rupanya sangat menikmati ujianmu itu Hermione," celoteh George dengan senyuman menyebalkan. Dan Ron pun mengangguk menyetujui pernyataan yang keluar dari mulut George.
"Kumohon tidak bisakah kalian bahas saja nanti? Aku benar-benar tidak dapat konsentrasi," pintanya pada kembar Weasley.
"Hmm baiklah, Ron kita pakai isyarat," ujar Fred menyampaikan pendapat dan disetujui lagi oleh Ron.
"Trims," kata Hermione agak dingin.
Sementara itu, Neville terlihat memainkan pena bulunya. Ia menarik bulu penanya dan beberapa kali menempelkan pada hidungnya. Seperti terlihat memikirkan sesuatu. Ya dan tentu saja jelas, ia memikirkan sebuah jawaban yang bahkan ia tidak ketahui walaupun sudah membaca berulang kali.
"Angee," lirihnya.
Gadis itu menatapnya. Ia menaikkan alisnya sebagai isyarat 'apa'. Neville mengkodenya untuk membantu menyelesaikan soal ramuan dari profesor snape.
Angee menuliskannya dengan huruf yang terbalik agar pena anti mencontek itu tidak dapat mendeteksi bahwa ia menulis jawaban untuk Neville. Segera saja Neville menulisnya dan mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at My Eyes Princess (Oliver Wood Story)
FantasyYear 3 to the next! Berawal dari pertemuan mereka pada tahun ketiga Angelina Podmore di Hogwarts, kesetiaannya pada Oliver Wood tidak pernah bisa tergantikan. Harry, Fred, dan George mengetahui kisah cinta mereka dari awal mula mereka bertemu. ...