Tunggu apakah ini benar aman?
Angee melangkahkan kakinya menuju koridor favoritnya dimana tersimpan memori kecil saat bersama dengan Oliver Wood.
Sesekali ia menengok keluar mendapati burung-burung yang bertengger di atas pohon. Angee memastikan bahwa dengan memakai jubah Harry akan aman sehingga ia dapat memasuki area pesta dansa di aula besar.
"Mr. Goldstein! Tunggu, apakah kau melihat Ms. Podmore?"
Angee membelalakkan mata, ia sadar bahwa suara itu adalah suara milik Profesor McGonagall. Detak jantungnya terasa tidak karuan hanya untuk meloloskan diri dari kepala asramanya.
Ayolah profesor biarkan aku menghadirinya. Aku tidak mau diam di kamar sementara yang lain menikmati jamuan dan pestanya.
Permudah jalanku Ya Tuhan, aku tidak mau terseret untuk prefek lagi di saat yang seperti ini.
"Maaf profesor, saya tidak melihatnya sama sekali."
Bagus Anthony!
"Hei hei hei— kurasa ada yang mau menyelinap."
Angee terdiam kaku. Ia menoleh pada sumber suara itu. Ah! Fred dan George!
"A.. aku.. bisa jelas—"
"Kau tidak perlu menyelinap George. Lagipula tidak memiliki pasangan dansa bukan sesuatu yang buruk," sambung Fred yang terlihat menepuk bahu kembarannya.
HAH?! SIALAN!
"Ya kau benar. Tapi aku lebih suka menyelinap di dapur. Lagipula aku tidak tertarik untuk berdansa bersama perempuan. Lihat saja nanti, Fred, aku akan buat Profesor Flitwick kecil berdansa," tutur George.
"Ya kau benar, akan kupastikan lagunya adalah lagu rock!" sahut Fred kegirangan.
Mereka tertawa lepas. Angee menatapnya dengan tatapan 'Apa kau sudah tidak waras?!'
Setelah Si Kembar itu mencapai ujung koridor, Angee bernafas lega. "Aku merasa mereka akan melakukan hal yang gila. Tapi terlepas dari ide gila itu— aku mendukung mereka."
Di sisi lain, Profesor McGonagall merasa lelah mencari sosok Angee. Ia berjalan menuju ruangannya dan menghembuskan nafasnya panjang.
"Aku tidak bisa mendapati gadis itu. Sejujurnya aku kewalahan, mencarinya hingga sudut ruangan, dan bahkan aku telah bertanya pada hantu di kastil ini. Tidak seorang pun mengetahui keberadaannya," keluhnya sembari menatap seseorang di kantor ruangannya.
"Kalau begitu aku akan mencarinya sendiri profesor," ujar seseorang itu.
"Tidak, jangan. Aku ini ingin memberinya hadiah, jadi aku tidak akan membiarkanmu mencarinya," larang Profesor McGonagall. Ia menghampiri seseorang itu dan menghela nafas.
"Aku hanya ingin membuat gadis itu tidak murung," imbuhnya.
Saat memasuki aula besar, Angee menengadah. Ia memperhatikan ornamen dan hiasan di langit-langit dan di dinding aula itu. Tanpa sadar senyumnya merekah. Suasana baru di Hogwarts pada pertengahan tahun membuat ruangan ini tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at My Eyes Princess (Oliver Wood Story)
FantasíaYear 3 to the next! Berawal dari pertemuan mereka pada tahun ketiga Angelina Podmore di Hogwarts, kesetiaannya pada Oliver Wood tidak pernah bisa tergantikan. Harry, Fred, dan George mengetahui kisah cinta mereka dari awal mula mereka bertemu. ...