•Nerd Boy (3)

17.8K 249 5
                                    

•Nerd Boy (3)

::::

"Emmhh..." Rakai masih berusaha menahan desahannya.

Tamara semakin mempercepat kocokannya. Milik Rakai terasa semakin keras dan berdenyut-denyut di tangannya. Mulut Tamara membuka, memainkan lidahnya di ujung penis Rakai, membuat Rakai mengerang.

Tamara kembali mengocok lebih cepat hingga Rakai tak bisa menahan desahannya. Tamara ikut mendesah, memancing Rakai agar semakin terangsang.

"Ahh... Rakai..." desah Tamara yang tak berhenti memainkan penis Rakai. Rakai menggeram, penisnya semakin tegang mendengar desahan Tamara. Napasnya tersengal ketika Tamara melepaskan tangannya dari milik Rakai. Rakai menatap Tamara dengan raut tidak percaya. Ia sudah hampir sampai, tapi Tamara malah menghentikannya.

Rakai menatap ke bawah, penisnya masih tegang dan terasa sakit.

"K-kenapa?" tanya Rakai dengan wajah tersiksa.

Tamara mengambil ponselnya, lalu memotret Rakai yang terbaring di ranjang dengan penis menegang. Tamara mendekat ke arah Rakai hingga wajah Rakai yang basah oleh keringat terlihat jelas di layar ponsel Tamara.

"Apa yang kau- ouhh..." Rakai memejamkan mata kala tangan Tamara kembali meremas miliknya.

"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu, kau harus mau melayaniku kapanpun dan dimanapun tanpa penolakan."

"Ahh... aku tidak mau!" geram Rakai dengan napas memburu. Tamara menghentikan kocokannya di kejantanan Rakai.

"Yakin nggak mau?" Tamara mengelus pelan kejantanan Rakai. Naik-turun dengan sangat pelan tanpa menyentuh kepala penisnya. Rakai menelan ludah, ia mengangkat pinggulnya. Seolah berharap tangan lembut milik Tamara kembali bermain-main dengan miliknya.

Tamara tersenyum smirk, "ucapan dan tubuhmu berkata lain, boy."

Tamara masih menyentuh pelan penis Rakai, masih menggoda lelaki itu. Napas Rakai tertahan saat elusan tangan Tamara berubah menjadi urutan kecil yang nikmat.

Tamara mengusap paha Rakai, lelaki itu tampak memejamkan mata.

"Aku tidak menerima penolakan, sayang."

Tangan Tamara kembali menyentuh kejantanan Rakai. Mengelusnya pelan dan kembali mengocoknya.

"Ahh..." Rakai mulai mendesah-desah frustasi. Tamara kembali menghentikan kocokannya.

"Aku butuh jawaban, Rakai," bisik Tamara membuat Rakai berdesir karena embusan napas Tamara di lehernya. Tamara meremas milik Rakai yang terasa panas dan keras.

"Enghh, A-akuu mau- Ouh..." jawab Rakai yang kehilangan akalnya.

Tamara melumat milik Rakai. Membasahi batang keras itu dengan mulutnya. Rakai menggerakkan pinggulnya semakin cepat, seolah berusaha memasukkan seluruh kejantanannya ke mulut Tamara.

"Ahh... Ahh... Argh..." teriak rakai saat kejantanannya menyemburkan sperma di mulut Tamara.

.

Tamara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tamara

.

Vote for next story!

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang