• KANTIN •

4.7K 60 0
                                    

Kantin
©® by Our Mate

::::

Absurd!

:::

"Roy, lo kenapa dah kok kayak cacing kepanasan gitu."

Roy yang sedari tadi duduk tidak tenang dengan pikiran berkecamuk itu menoleh kaget kearah Lia yang menatapnya bingung.

Roy hanya tersenyum paksa. Ia mencengkeram ujung kursi yang didudukinya. Dahinya berpeluh padahal udara Kota Bandung sedang dingin.

Mata Roy masih tertuju pada bawah meja kantin di sebelah kanan yang agak pojok. Sial!

Penisnya benar-benar tegang karena melihat vagina mulus milik wanita gila yang bisa-bisanya tidak memakai celana dalam di kantin sekolah yang cukup ramai. Roy memejamkan mata, ia menahan diri untuk tidak menatap kesana karena wanita itu juga asik menggosok miliknya sendiri hingga terlihat basah dan memerah. Sungguh lelaki mana yang tidak bergairah disuguhi pemandangan erotis yang mengundang adrenalin seperti itu?

Roy meletakkan tangannya di depan miliknya yang terasa sesak dan mulai sakit dan nyut-nyutan.

Lia masih menatap Roy dengan bingung. Roy menatap Lia, matanya sayu dan terlihat sangat tersiksa. Roy berulang kali meneguk ludah karena rasa tercekat dengan fantasi liarnya.

"Roy, are you okay?" tanya Lia lagi. Nadanya lembut membuat darah Roy berdesir.

"S-sakit, Li."

Roy memejamkan mata dengan keringat yang mengalir di pelipisnya. Lia terlihat khawatir, lalu berpindah ke dekat Roy dan memegangi tangan Roy.

Roy menatap Lia dengan wajah melas. "Bantuin gue,"

"Bantuin apa?" tanya Lia dengan raut cemas. Roy meraih tangan Lia, lalu meletakkannya tepat di depan resleting celana Roy yang menggembung.

"Ini sakit banget, Li."

Roy menggigit bibirnya dan bergerak tak nyaman. Lia menatap tangannya yang berada di milik Roy yang masih terhalang celana SMA.

Karena penasaran, Lia meremasnya membuat Roy mengerang tertahan.

Napas Roy memburu, demi apa mereka sedang di kantin. Tapi ini darurat. Dengan tidak sabaran, Roy membuka resleting celananya. Lia bisa melihat celana dalam army yang dipakai Roy terlihat sangat menonjol. Tangan Roy hendak menurunkan celana dalam itu, tapi Lia menahannya.

"Biar aku aja." Lia mengelus kejantanan Roy dari balik celana dalam. Lia menyentuh pinggiran karet celana dalam lalu menariknya turun dengan perlahan. Tanpaklah penis Roy yang tegang, basah, dan memerah.

Lia memegang batang keras Roy, ia bisa merasakan panas dan kerasnya milik Roy di tangannya. Roy menelan ludah dan memejamkan mata kala Lia mulai mengelus-elus miliknya yang sangat tegang. Roy bergerak gelisah, ia menurunkan celana dalamnya hingga buah zakarnya keluar sepenuhnya.

"Li...," rengek Roy pelan.

"Apa?"

"Emutin," ujar Roy seraya menaikkan pinggulnya hingga milik Roy yang tegang sedikit berayun.

"Gila aja, ini rame banget di sini!"

"Ayolah, Li. Gak tahan," Roy mengusap-usap tangan Lia di penisnya lalu mendesah-desah pelan.

Tangan Roy mulai menyentuh payudara Lia dibalik seragamnya lalu meremasnya pelan. Sial milik Roy semakin tegang karena merasakan lembut dan besarnya payudara Lia ditangannya.

"Sshh,,, Ahh!" Lia mendesah keras saat Roy memilin putingnya. Sontak Roy menengok sekitar, ternyata kantin sudah sepi. Hanya tertinggal beberapa orang yang cukup jauh dan wanita yang dipojok kanan itu. Roy menatap wanita itu, keduanya saling bersitatap lalu wanita itu berdiri dari duduknya. Ia berjalan seraya membuka tiga kancing seragam atasnya, dan mendekati Roy yang masih mengawasinya.

Roy memejamkan mata kala lehernya dihisap kuat oleh Lia. Mata Roy terbuka lebar kala merasa penisnya dikocok oleh tangan lembut. Roy mendongak seraya memajukan penisnya.

Wanita itu gila. Datang dan tiba-tiba memainkan miliknya. Tapi ini nikmat!

Roy meremas payudara Lia. Lalu menaikkan seragamnya hingga terpampanglah bra hitam yang terlihat mencolok dengan kulit putihnya. Roy membuka bra Lia dan langsung mengulum ujungnya membuat Lia mendesah seraya menjambak rambut Roy.

"Ahh..." Roy menyentakkan kepalanya ke belakang karena merasa penisnya disedot keras. Ia menatap wanita di bawahnya tengah mengulum ujung jepala penisnya dan menyedot-nyedot nikmat. Roy mengerang tertahan dengan napas memburu. Tangan Roy mulai menelusup ke payudara wanita itu yang masih terbungkus seragam dan bra merah. Kulit eksotisnya nampak sangat seksi di mata Roy membuatnya semakin bergairah.

Roy meremas payudara wanita itu, Lia menjilat puting Roy dan wanita itu masih mengocok-ngocok milik Roy.

Tangan Roy berpindah, ia menyentuh vagina milik Lia yang masih terbungkus celana dalam. Terasa hangat dan basah.

"Ohh... Ughh..." Roy meremas pantat Lia keras srbagai pelampiasan nikmat di ujung penisnya. Wanita itu memainkan lidahnya di penis Roy. Roy bergerak gelisah, ia memaju mundurkan penisnya di mulut wanita itu.

"Ahh... Ahh..." Roy mendesah-desah karena merasakan penisnya semakin besar dan berdenyut. Ia merasa ada yang mendesak kdluar dari ujungnya, ia akan sampai.

"Ouh... Ough..." tubuh Roy menegang. Spermanya menyembur keluar di mulut wanita itu.

...

(Roy)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Roy)

(lia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(lia)

Vote for next!

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang