•Girl Boss and Mysterious Man (5)

3.8K 76 3
                                    

Girl Boss and Mysterious Man (5)

::

Be wise, very explicit content!

::

Pukul 07.00 pagi, Viora terlihat berkeliling di area kolam renang. Jalannya santai dengan mata yang sesekali melihat sekeliling.

"Nona Viora sudah makan?" tanya Tambelina--pekerja senior di Missing house--membuat langkah Viora terhenti dan menatap perempuan itu.

"Sudah, El. Kamu sendiri?" Viora bsrbasa-basi.

"Sudah, Nona. Mari," pamitnya pergi.

Viora menghela napas. Ia melangkah ke arah gazebo, lalu mendudukkan dirinya di sana. Ini sudah hari ketujuh ia mencari lelaki misterius itu. Tapi tak mendapati batang hidungnya sedikitpun. Jujur, ia penasaran. Terutama setelah ciuman dan foreplay yang digagalkannya beberapa hari lalu.

Tapi, jika lelaki itu pengunjung di sini kenapa Viora tak mendapatinya dimana pun?

Atau jangan-jangan lelaki itu marah dan langsung angkat kaki dari penginapan ini?

Bukankah ego lelaki sangat tinggi, terutama soal gairah?

Ah, sayang sekali...

Jika memang begitu, bukankah usahanya selama seminggu ini sia-sia? Ia yang selama ini acuh tak acuh menjadi sok ramah dengan menyapa dan berkenalan dengan seluruh penghuni--prngunjung dan pegawai--Missing House. Demi satu lelaki itu.

Ia bahkan meminta salinan catatan pengunjung di sana. Menghapal setiap nama dan mencocokkan ciri fisiknya. Tetapi hasilnya nihil.

Viora menggerutu. Ia merutuki kebodohannya. Besok ia harus kembali ke Jakarta, dan ia malah disibukkan oleh hal tidak berguna seperti ini. Bahkan rencananya yang ingin bersantai mumpung pekerjaannya telah ia selesaikan di awal, justru gagal gara-gara satu insiden kecil itu.

Viora menghubungi cs penginapan, memintanya untuk menyiapkan spa untuknya.

Ia harus memanfaatkan waktu bersantai sebelum kembali berkutat dengan pekerjaan besok. Persetan dengan lelaki sialah itu!

::

Setelah spa, Viora segera menuju kamarnya. Ia hanya mengenakan jubah mandi tanpa dalaman--si kampret Inge hanya membawakannya lingerie sialan yang tak akan dipakainya. Ia berjalan di koridor dengan santai, beberapa pegawai dan pengunjung menyapanya ramah. Viora membalasnya dengan senyum dan anggukan.

Ia mempercepat jalannya. Sampai di tangga, ia berhenti.

"Wah Viora, kau mendadak jadi bos yang ramah hanya karena mencari orang tidak penting," monolognya sambil menanyunkan bibirnya kesal.

"Ah, setidaknya ada hal baik dari lelaki sinting itu." gumam Viora sambil lalu.

Viora langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Ia melemparkan handuk di kepalanya asal lalu meraih bantal dan memeluknya. Ah, ia ingin bermalas-malasan sehari saja.

Dan Viora pun jatuh terlelap.

.
.

Hari sudah gelap. Jam makan malam sudah lewat. Tapi Viora belum keluar dari kamarnya.

Tambelina cukup khawatir karena Viora sering lupa waktu jika sibuk bekerja. Tapi bosnya itu juga tidak suka diganggu jika tengah bekerja.

Tambelina menyiapkan makanan di nampan, ia melihat seorang lelaki berpakaian pegawai. Ia memanggilnya.

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang