•Nerd Boy (2)

20.3K 277 4
                                    

•Nerd Boy (2)

::::

Please be wise, this part very explicit.

::::

"Lepaskan! Siapa kau, apa maumu mengikatku di sini!" teriak lelaki berkacamata itu.

"Oh, kau sudah bangun ya?" Tamara mendekat ke arah ranjang yang di atasnya terlentang tubuh lelaki nerd itu. Kedua tangan diikat di sisi-sisi ranjang, begitupun kedua kakinya.

"Kenapa kau menyembunyikan keindahan itu dariku?" tanya Tamara dengan mata biru yang mengerjap pelan.

Lelaki itu tampak terpesona untuk beberapa saat, hingga sentuhan Tamara di atas perutnya membuatnya kaget.

"Aku penasaran dari semalam. Kau tau? Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ini." Usap Tamara pada dada lelaki itu.

Tamara mulai membuka kancing kemeja sekolah yang dipakai lelaki itu. Lelaki itu terlihat memberontak dengan wajah memerah.

"Sssttt" bisik Tamara sambil menjilat daun telinga lelaki itu.

"Siapa namamu," tanya Tamara seraya mengusap otot-otot perut lelaki itu.

"Ja-ngan." suara lelaki itu terdengar serak dan bergetar.

"Aku tanya namamu, boy." Tamara mencubit puting lelaki itu.

"Rakai," jawab lelaki itu.

Tamara tersenyum, lalu duduk di atas perut Rakai yang tak tertutup apapun.

"Ah, apa yang kau-"

Ucapan Rakai terputus karena Tamara sudah mencium bibirnya. Awalnya hanya Tamara yang mencium, hingga kemudian Rakai mulai membalas. Dan keduanya larut dalam lumatan yang semakin dalam. Napas keduanya terdengar menderu, seolah menantikan sesuatu yang lebih.

Tamara melepas kemeja sekolahnya, menyisakan tanktop hitam yang kontras dengan kulit putihnya. Ia meremas kedua payudaranya, menggoda Rakai.

Rakai menelan ludah, jakunnya naik-turun. Tidak cukup dengan itu, Tamara melepas tanktopnya. Memyisakan bra berwarna merah yang sangat menggoda. Kedua payudaranya menyembul. Seolah berlomba ingin keluar dari cup sempit itu.

Rakai memejamkan mata, membuat Tamara merasa kesal. Ia bangkit dari perut Rakai.

Ia membuka bra merahnya, lalu menarik lepas rok pendek serta celana dalamnya. Rakai masih memejamkan mata, mati-matian menahan hasrat. Tamara melirik ke arah celana abu-abu Rakai yang terlihat sedikit mengetat.

Ia tertawa kecil, lalu naik ke atas tubuh Rakai. Kemaluannya yang tak terturupi apapun, menyentuh langsung perut Rakai. Rakai yang terlihat kaget langsung membuka mata. Dan sepertinya itu adalah penyesalan terbesarnya.

Karena ia tidak bisa menahan diri lagi.

Tamara mengelus payudaranya, lalu meremas-remas dan mendesah. Rakai terus memandang payudara Tamara dengan napas memburu.

Tamara melepaskan tangannya dari payudaranya sendiri. Lalu memainkan nipple Rakai hingga lelaki itu menggeliat. Napas Rakai tersengal, Tamara memundurkan duduknya. Tepat di atas kejantanan Rakai yang masih tertutupi celana sekolah.

Rakai mendesah ketika Tamara mulai menggoyangkan tubuhnya di atas milik Rakai.

"Ahh ... Ahh..." desah Rakai dengan keringat yang membanjiri pelipisnya.

Rakai menggeliat, tubuhnya bergerak-gerak gelisah. Beberapa kali ia berusaha menarik kedua tangan dan kakinya yang masih terikat.

"To-long, lepaskan aku. Ahh..." Rakai mendongak, sembari menggigit bibir. Menahan desahannya agar tidak lolos.

"Dengan senang hati," Tamara menurunkan celana Rakai, dan tampaklah celana dalam army yang sudah menggembung.

"Bukan i-tuh," Rakai menggelengkan kepala dengan tubuh yang masih menggeliat seperti cacing kepanasan.

"Ahh... shit!" Rakai mengumpat karena Tamara malah meremas-remas milik Rakai dari luar. Membuatnya semakin keras dan basah.

"Ahh... Please, s-stop! Emmh ..." Rakai menatap Tamara dengan wajah sendu dan penuh permohonan.

"Damn nerd! U're too sexy... ketagihan hmm?"

Tamara menurunkan dalaman Rakai, mengeluarkan milik Rakai yang sangat tegang dan berdenyut.

Tamara mengocoknya sebentar, lalu memasukkan benda keras  itu di mulutnya.

.

Rakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rakai

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang