•Sungai Keramat (2)

3.7K 50 1
                                    

•Sungai Keramat (2)

::::

.

.

(Naseli)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Naseli)

.

"Mau lagi, ayo ikut aku!" bisiknya terdengar merdu di telingaku.

Aku menggigit bibir bawah, menahan keinginan untuk melanjutkan kenikmatan sesaat itu. Aku memperhatikan perempuan cantik itu yang berjalan menjauh. Ke arah Sungai Raben.

Aku mengerutkan kening, sungai itu dianggap keramat oleh warga sekitar. Aku menatap perempuan itu. Dan langsung terperangah melihatnya tanpa pakaian sehelai pun.

Payudara besarnya menantang. Kulitnya yang putih mulus terlihat bersinar karena percikan air sungai dan cahaya bulan.

Aku menekan kejantananku yang semakin keras. Ah, aku sudah tidak tahan.

Aku berlari mendekati perempuan itu. Perempuan itu tersenyum, paras jelitanya membuatku semakin tegang dan tidak sabar menikmati tubuhnya.

Aku mendekat, melepaskan celana berikut dalamannya. Tanpa melepas baju atas, aku mendekati perempuan itu.

"Siapa namamu?" tanyaku seraya meremas dua bukit kembarnya.

"Naseli," jawabnya seraya meraba kejantananku yang sudah tegang.

"Ahh... Punyamu keras sekali," bisiknya menggoda membuat cairan precum keluar dari ujung kejantananku.

"Dia minta dilemesin sama kamu, sayang," ucapku sebelum mengulum payudaranya.

Aku meremas payudara kirinya, dan menyedot payudara kanannya. Ia mendesah, seraya meremas-remas batang kerasku.

Aku membuat tanda di atas dada, dan leher putihnya. Ia sudah mengocok-ngocok kejantananku. Aku melepas ciumanku. Lalu menjauhkan tangannya dari kejantananku.

"Aku nggak kuat," bisikku serak.

Ia menatapku dengan senyum manis. Lalu membaringkan tubuhku di atas batu besar di tepi sungai. Aku menantinya dengan jantung yang berdegub kencang.

Payudaranya nampak bergoyang ketika ia bergerak dan duduk di atas perutku. Aku meraih buah dadanya, meremasnya gemas.

Ia menurunkan pinggulnya hingga kemaluannya yang basah dan hangat menyentuh kejantananku yang keras.

"Ugh.." aku berusaha menahan desahan.

Naseli menggoyangkan pinggulnya. Menggodaku.

Mulutku terbuka, mendesis, dan mengerang nikmat.

"Ahh... Naselihh... Ahh.."

Ia membaringkan tubuhnya di atasku. Payuudaranya menempel di dadaku. Terasa hangat.

Ia menjepit kejantananku diantara perutku dan perutnya. Lalu menggesek-gesekan tubuhnya perlahan. Aku mendongak, merasakan nikmat.

Naseli merayap turun hingga wajahnya menghadap kemaluanku. Ia mengocoknya sebentar, lalu naik ke atasku dan memasukkan kejantananku di vaginanya.

"Ssshhh... Ahh... Ahh..."

Naseli langsung bergerak-gerak liar membuatku tak kuasa menahan desahan.

"Pelan-pelan, sayang.  Ahh..."

Shit. Ini nikmat sekali.

Naseli terus bergerak liar. Menaik turunkan pinggulnya. Kejantanku terasa di remas, dipijit, dan di sedot di dalam kemaluan Naseli.

Naseli menurunkan tubuhnya, menggesekan payudaranya di dadaku seraya pinggulnya terua bergerak memuaskanku.

Naseli menggigit kecil putingku. Nikmatnya menjalar hingga ke ujung kejantananku. Naseli semakin cepat menggerakkan pinggulnya. Aku mendongak seraya menggelengkan kepala merasakan nikmat yang luar biasa.

"Aahh... A-ku keluar... Ahh..."

Kejantananku berkedut-kedut di dalam kemaluan Naseli. Naseli masih menggerakkan pinggulnya hingga aku meledak mendapatkan pelepasanku. Naseli begerak pelan, menuntaskan sperma yang menyembur ke rahimnya.

Aku tersengal. Naseli mengusap dadaku dan mencubit putingku.

Shit.

Punyaku tegang lagi.

...

.

Vote bentar lah, ngetik juga butuh tenaga :/

Follow me :)

7 Vote for next

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang