"Selamat pagi, apa tidurmu nyenyak?" Suara lelaki yang menyapa awal paginya membuat ia menoleh pada sisi lain tempat tidurnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata sipit itu membulat, ia baru saja membuka matanya dan langsung di suguhkan oleh seorang pria yang tidur di sampingnya, satu ranjang dengannya.
Tunggu, SATU RANJANG?!
Pria berumur dua puluh satu tahun itu sukses terlonjak dari tempatnya, ia berteriak histeris sambil menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
Kapan pria itu masuk kamarnya? Dan lagi bagaimana bisa ia memasuki rumahnya? Seingatnya tadi malam ia sudah mengunci pintu depan, ia bahkan masih sendiri semenjak putus dengan kekasihnya tujuh bulan yang lalu.
"Hey sayang, kenapa kau berteriak?"
Sayang?
Kata itu berputar dalam kepala Jimin yang sekarang masih bersembunyi dalam selimutnya.
Tidak, dia sangat ingat jika dia belum memiliki kekasih apalagi seorang suami. Atau kepalanya baru saja terbentur sehingga ia melupakan beberapa hal? Seingatnya ia baik-baik saja.
"Jimin? Ada apa?" Pria itu kembali bersuara kala tidak mendapat jawaban dari si empu.
Lelaki bernama lengkap Park Jimin yang tengah bersembunyi dibalik selimut itu kembali membulatkan matanya, "Bagaimana dia tahu namaku?" Satu lagi pertanyaan bersarang di kepalanya.
Sesaat kemudian Jimin dapat merasakan tubuhnya di peluk, dan tentunya pelakunya tak lain adalah pria yang tidak ia kenali itu.
Inginnya ia berontak, tapi setelah mendengar ucapan dari pria itu, sukses saja membuat Jimin mematung.
"Apa yang membuatmu menjerit sayang? Apa kau bermimpi buruk? Katakan pada Daddy"
