Young Dad
━━━━━━━━━━━━━━━
Jimin mendengus pelan ketika melihat betapa lebatnya hujan turun sore ini, ia merutuki dirinya sendiri yang percaya begitu saja dengan prakiraan cuaca yang tampil pada ponselnya– mengatakan jika sore ini cuaca cukup cerah dan tidak ada tanda-tanda untuk hujan.
Ia beberapa menit yang lalu sehabis mengunjungi temannya– Hoseok, hanya untuk sedikit berbincang-bincang dan tentunya menceritakan kehidupan barunya yang sangat masih asing dengannya. Bahkan tak jarang pria bersenyum cerah itu menggodanya, entah itu mengatakan jika ia seperti mendapatkan sugar Daddy alih-alih seorang ayah yang sesungguhnya, atau hal-hal lain yang sukses membuat Jimin meninggikan suaranya.
Kiranya sudah lima belas menit lamanya ia terjebak di halte bis tersebut, dan hujan tidak ada tanda-tanda untuk menghentikan dirinya agar memperbolehkan ia pulang.
Jimin memeluk goodie bag pemberian Hoseok– yang berisi buku-buku novel miliknya yang sempat pria itu pinjam– dengan erat.
Sepasang karamel itu menelisik sekitarnya yang di penuhi pejalan kaki dengan payung di masing-masing tangan mereka.
Hanya ada tiga orang– termasuk dirinya, di halte bis tersebut. Jimin mulai menimbang-nimbang apakah ia harus naik bis atau memesan sebuah taksi?
Tapi sepertinya memilih bis lebih baik ketimbang taksi, ia tidak ingin membuang-buang uang– meskipun uang tersebut bukan miliknya– tetapi ia harus bisa menyisihkannya, siapa tahu di kemudian hari pria itu membuangnya dan ia tidak memiliki perbekalan apapun.
Ya, siapa yang tahu isi pikiran pria gila tersebut.
Disaat Jimin masih melamun sambil menatap jalanan yang basah akibat hujan, sebuah tangan menepuk bahunya pelan, hingga ia menatap ke sampingnya dengan keadaan linglung.
"Selamat sore, tuan Jimin" pria itu berucap sopan. Dan Jimin baru menyadari jika itu adalah Namjoon, sang sekretaris ayah angkatnya.
Jimin membalas sapaan pria ber-dimple tersebut sebelum akhirnya menanyakan keperluan sang sekretaris.
"Presdir menyuruh saya untuk menjemput anda" jelasnya, atas pertanyaan Jimin. Dan Jimin kembali menatap penuh tanya pada pria dewasa di depannya, maksudnya, bagaimana mungkin pria tersebut tahu posisinya sekarang?
Hingga kemudian Jimin mulai menatap sekitarnya dengan horor, ia takut jika pria gila itu telah menyewa seseorang untuk membuntutinya.
"Tuan Jimin?"
Panggilan Namjoon menghentikan aksi Jimin yang masih terlihat waspada terhadap sekitarnya.
"Haruskah kita pergi sekarang?" Sekretaris itu bertanya dengan sopan, jangan lupakan senyumnya yang sangat menawan hingga Jimin selalu di buat terpesona karenanya.
━━━━━━━━━━━━━━
"Ku pikir kita akan menuju rumah" ucap Jimin ketika pintu mobil sudah di buka 'kan oleh Namjoon.
Pria itu menggeleng pelan membalas ucapan Jimin. "Presdir menyuruh saya agar membawa anda kemari" penjelasan Namjoon sudah cukup bagi Jimin untuk mengerti.
Sepertinya sang ayah barunya tidak bisa tidak melihatnya barang sedetik saja.
Bahkan ia harus bersusah payah meminta izin demi bertemu Hoseok, dan itu belum ada tiga jam lamanya ia berpisah dengan pria itu.
"Lewat sini, tuan Jimin"
Jimin mengikuti arahan Namjoon untuk memasuki sebuah lift yang di khususkan untuk menuju ruangan sang atasan yang terletak di lantai teratas gedung tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad『️km』️
Fiksi Penggemar- kookmin Di saat ayahmu memiliki selisih umur 5 tahun denganmu [Inspired by Legally Dad]