IDOLiSH7: Among Us Gameplay || ✔

◤_ 4.1 _◥

Semenjak matinya Gaku sebagai Impostor, memberi sedikit ruang untuk para Crewmate merasa lega. Walau, tak berpengaruh juga, karna hasilnya tetap sama.

Setidaknya mereka harus menemukan celah, clue, atau apapun itu agar mempermudah mereka menerka siapa Impostor-nya.

Saat ini, keadaan sedikit canggung. Kematian mereka satu-persatu begitu berpengaruh pada kondisi mental.

Terlebih lagi Riku.

Tapi, untungnya Iori bisa menanganinya.

***

"Tamaki-kun! / Isumi-san!" panggil Sougo dan Minami secara serentak. Yang dipanggil, pun, menoleh terkejut.

"Kita sekarang ikut kalian," ujar Sougo seraya berlari kecil mendekati dua member termuda itu.

"Yah, ada Sou-chan ga asik," keluh Tamaki dengan ekspresi malas.

Jika ia bersama dengan Sougo, pasti Sougo akan mengaturnya dan terkesan menjaganya. Membuat Tamaki merasa tidak bebas.

Sougo hanya tersenyum kecut.

"Yaudah, setidaknya, ada yang ngawasin Bongsor Goblok satu ini," cibir Haruka melirik sinis Tamaki yang dari tadi ganggu dia.

Flashback.

O2 adalah ruangan tersempit di dalam game Among Us. Dan Haruka mendapatkan tasks di ruangan ini.

Sempit, pengap, sudah tak tertahankan lagi.

"Woy, HarHar!!!!!"

"Anj---"

Seorang makhluk Biru Muda menerobos masuk ke dalam ruangan pengap itu. "Sempit, anjir. Jangan masuk. Udah tau lu bongsor," ujar Haruka.

"Gapapa, bentar doang, kok. Ini cara upload data gimana, ya? Aku ga ngerti."

Plak!

"Heh! Asal mukul, ya, anda. Ga aku restuin mampus."

"Heh, lu upload data aja masa ga bisa, si, anjir. Bodo amat soal restu, sini biar gue!" Yah, pada akhirnya tetap ditolongin juga.

Flashback End.

Iya, sepele banget, ya?

Tapi, Haruka sama Tamaki emang berantem terus. Jadi, biarkan saja.

"Tapi, kami tetep ikut." Minami menatap tegas. "Dari tadi kita di tengah, ga dapet apapun."

"Hm, bener itu." Sougo membenarkan.

Tamaki dan Haruka tidak ada pilihan. Kalau melawan, pasti kena ceramah lagi. Mereka sudah lelah dengan pertengkaran ini.

TetTetTet!!

"Sabotage lagi, ya?" Minami menatap arah kiri. Sepertinya dari Reactor.

"Kenapa ga kita biarin aja? 'Kan, di sana ada Yamato-san dan lain-lain," usul Sougo. Mereka sekarang harus lebih berhati-hati dengan strategi Impostor.

"Tapi, aku masih tetep penasaran ama sebelah kiri. Ga tau kenapa," ujar Minami, "feeling aku, tuh, kaya bilang 'di sana ada sesuatu', gitu." Minami menggenggam pakaiannya yang ada di area dada.

"Osaka-san, aku bakal ke sana sekali lagi," tegas Minami pada Sougo yang sejak tadi memang terus bersamanya. Dan satu-satunya player yang ia yakini sebagai Crewmate.

Sougo yang ditatap seperti merasakan suatu keyakinan besar. Tatapan Minami seperti berkata, 'aku pasti nemuin sesuatu seperti tadi'. Dan, Sougo, pun, yakin dengan feeling Minami yang kuat.

"Yaudah, kamu ke sana. Pastiin feeling-mu bener." Sougo tersenyum yakin.

Yang disetujui, pun, mengangguk dan berlari menuju arah kiri---tempat sabotage terjadi.

"Nah, sekarang, kalian punya tasks apa? Biar aku bantu!" Sougo berkacak pinggang dan tersenyum.

"Sou-chan, aku belum beres upload data," ujar Tamaki sambil mengangkat tangan, layaknya saat ia izin ke toilet di sekolah.

"Loh, belum beres?" tanya Sougo.

"Belum. Tadi, 'kan, member ZOOL yang ubanan itu mencet tombol Emergency Meeting."

Sougo mendadak terdiam membeku.

"Heh, Bongsor, orang yang lu ajak ngomong juga ubanan, bego." Haruka menyikut perut Tamaki sampai membuatnya meringis.

"Oh, iya, lupa." Definisi teman layak disleding.

***

Sekarang mereka berada di Navigation---tempat Tamaki meng-upload data yang sebelumnya telah ia download terlebih dahulu.

Sougo mengajarinya step by step, agar Tamaki mengerti. Yang diajarkan memperhatikan dengan saksama. Memprihatinkan juga, si. Padahal upload status tentang Puding aja lancar jaya.

"Nah, sudah beres. Terus, apa lagi tas--"

Sing!!

Name: Sougo Osaka, Crewmate.
Status: DEAD

-TBC-

Hmm, sedikit sopiler, makin ke sini Impostor bakal makin bar-bar ya gaes:D

Btw yang bunuh Sougo dah ketauan kali yak, tapi,,Letak dramatisnya bakal ada di bagian 4.2 🗿✨

Stay terus ya!

s e e y o u ✨

//eaa estetik